PM Armenia Dituntut Mundur, Militer Terbangkan Jet Tempur, Mencekam

Jumat, 26 Februari 2021 – 10:49 WIB
HondaJet Elite. Foto: Honda

jpnn.com, YEREVAN - Situasi politik di Armenia makin mencekam menyusul militer menerbangkan sejumlah jet tempur di langit Ibu Kota Yerevan.

Langkah militer tersebut mendapat kecaman keras dari Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan bersama ribuan pendukungnya dengan turun ke jalan.

BACA JUGA: Siap Berdamai, Armenia dan Azerbaijan Sanjung Rusia

Krisis politik yang memicu tuntutan pengunduran Pashinyan, terjadi di tengah perpecahan reaksi publik atas penanganan pemerintah terhadap perang tahun lalu dengan Azerbaijan untuk memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh.

Tuntutan mundur kepada mantan jurnalis yang berkuasa dalam revolusi damai pada Mei 2018 itu, makin kuat setelah kubu militer ikut menekan Pashinyan.

BACA JUGA: China Jawab Rumor Keterlibatan dalam Kudeta Militer di Myanmar

"Manajemen yang tidak efektif dari pihak berwenang saat ini dan kesalahan serius dalam kebijakan luar negeri telah menempatkan negara di ambang kehancuran," kata militer dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Kamis.

Militer juga mengecam keputusan Pashinyan yang memecat wakil kepala pertama dari staf umum Angkatan Darat.

BACA JUGA: 2 Mucikari Dibekuk di Jakarta, Layanannya Sampai Tarakan, Ada Paket Bertiga

Menurut pihak angkatan bersenjata, itu sebuah tindakan yang tidak bertanggung jawab, tidak berdasar dan merugikan negara.

Dua mantan Presiden Armenia Robert Kocharyan dan Serzh Sarksyan, ikut merilis pernyataan yang meminta orang-orang Armenia untuk memberikan dukungan terhadap militer.

Merespons hal ini, Pashinyan mengatakan dirinya bertanggung jawab atas apa yang terjadi, tetapi sekarang perlu memastikan keamanan negaranya.

Armenia, kata Pashinyan memang terancam oleh percobaan kudeta militer setelah pihak angkatan bersenjata menuntutnya mengundurkan diri.

Dalam pidato di hadapan puluhan ribu pendukungnya yang disiarkan di Facebook, ia menyebut langkah militer itu bisa dianggap kudeta.

"Masalah terpenting saat ini adalah menjaga kekuasaan di tangan rakyat, karena saya menganggap apa yang terjadi sebagai kudeta militer," kata Pashinyan. 

Dia mengatakan penting untuk menghindari konfrontasi meskipun ketegangan meningkat.

"Bahaya kudeta bisa dikendalikan, kami tidak memiliki musuh di dalam Armenia, kami hanya memiliki saudara laki-laki dan perempuan," tegasnya. (rdo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Detik-Detik Penemuan Jenazah Mantan Kades yang Terseret Air Bah Bersama Mobilnya


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler