PM Australia Marah

Anggap Politisi Bocorkan Data Operasi Intelijen

Kamis, 27 Mei 2010 – 10:39 WIB
KONTROVERSI - Julie Bishop, yang komentarnya telah memancing marah PM Australia Kevin Rudd. Foto: ABC.
SYDNEY - Perdana Menteri (PM) Australia Kevin Rudd marahIa menganggap Wakil Partai Liberal, Julie Bishop, telah melanggar konvensi nasional yang berlaku di negeri kangguru tersebut

BACA JUGA: Korut Ancam Tutup Akses ke Kaesong

Pernyataan Bishop yang membuat berang adalah dugaan bahwa intelijen Australia memalsukan paspor untuk sejumlah operasi mereka.

Rudd menegaskan, Bishop telah melanggar kesepakatan tentang keamanan nasional yang menyatakan bahwa siapa pun tidak boleh berkomentar terkait dengan operasi intelijen
"Ada kesepakatan yang sudah berlaku sejak lama dalam politik Australia, bahwa demi alasan keamanan nasional, tidak boleh ada yang berspekulasi secara politik atau berkomentar tentang badan intelijen kita," tegasnya.

"Kesepakatan itu telah dilanggar, dan ini akan sangat kontraproduktif bagi kepentingan keamanan nasional," tambahnya, seperti dikutip Agence France-Presse.

Komentar Bishop itu sendiri muncul Selasa (25/5) lalu, sehari setelah Canberra mengeluarkan perintah untuk mengusir seorang staf Kedubes Israel yang diduga telah memalsukan paspor Australia dan terlibat dalam misi pembunuhan seorang militan Hamas

BACA JUGA: Balita Perokok Asal Muba jadi Laput Koran Inggris

Pernyataan Bishop muncul dalam sebuah talkshow radio MRT
Ketika itu, pembawa acara bertanya apakah intelijen Australia juga memalsukan paspor

BACA JUGA: Korut Diberitakan Sudah Siaga Perang

Bishop pun mengiyakan.

"Ada banyak hal yang dilakukan pemerintah suatu negara, termasuk Australia, dalam sebuah operasi intelijen dengan negara lainTermasuk penggunaan paspor palsu," ungkap Bishop"Saya kira semua negara juga melakukan itu," tandasnya.

Hanya saja, Bishop yang juga duduk di kabinet mantan PM John Howard, kemudian mencabut pernyataannya dan mengatakan bahwa dirinya salah pengertian terkait ucapannya sendiriMenurutnya, dia salah tangkap atas pertanyaan pembawa acara yang mewawancarainya saat itu.

"Saya tidak tahu apakah intelijen Australia melakukan pemalsuan paspor," katanya dalam klarifikasinyaPadahal, sebelumnya dia mengatakan bahwa sangat naif jika hanya Israel yang melakukan pemalsuan paspor dalam melakukan operasi intelijen.

Oposisi negeri itu sejatinya mengkritik keputusan pemerintah Australia yang akan mengusir seorang diplomat IsraelMenurut mereka, kebijakan itu hanya untuk meraih simpati negara-negara Arab dalam upaya pemerintah untuk menduduki anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB.

"Mereka (pemerintah) telah mendapat peringatan dari komunitas negara Arab, bahwa jika tidak meningkatkan fokus perhatian pada isu anti-Israel, mereka tidak akan mendapat suara dari negara-negara Arab," ujar Julia Bishop kepada MRT Radio, seperti dikutip oleh Associated Press.

Perdebatan di parlemen Australia terkait isu Israel pun terus memanas jelang penentuan jadwal pemilu akhir tahun iniSikap tegas pemerintah Australia terhadap Israel merupakan buntut dari kemarahan yang sama dari Inggris, saat mereka juga mengusir diplomat negeri Yahudi itu dari negaranya Maret laluMereka menemukan bukti bahwa agen intelijen Israel, Mossad, telah memalsukan 12 paspor Inggris untuk memuluskan rencananya membunuh seorang pemimpin Hamas, Mahmoud al-MabhouhPemerintah Dubai menuduh Mossad berada di balik pembunuhan yang terjadi pada Januari itu(cak/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AS-Korsel Segera Latihan Militer


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler