jpnn.com, CHICAGO - Perdana Menteri Australia Scott Morrison menilai bahwa aturan perdagangan global harus diubah untuk mengakomodasi status baru Tiongkok. Pasalnya, Negeri Tirai Bambu itu sudah tidak pantas lagi menyandang status negara berkembang.
Menurutnya, selama ini komunitas global terus membantu perekonomian Tiongkok agar tumbuh. Namun, Tiongkok kini telah jadi negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia.
BACA JUGA: Xi Jinping Utus Wapres Tiongkok ke Pelantikan Jokowi-Maruf
"Lembaga-lembaga global dunia harus menyesuaikan pengaturan mereka untuk Tiongkok, sebagai pengakuan atas status baru ini," kata Morrison dalam pidatonya di Chicago, Amerika Serikat, Senin (23/9).
Menurut dia, komunitas global harus menuntut Tiongkok melepas status negara berkembang. Juga menuntut mereka mengambil lebih banyak tanggung jawab dalam hubungan perdagangannya dan melakukan upaya ekstra dalam mengatasi perubahan iklim.
BACA JUGA: Tiongkok Usut Kematian Panda Chuang Chuang di Thailand
Pandangan Morrison ini sejalan dengan Amerika Serikat yang sudah lebih dulu menuntut Tiongkok tidak lagi dianggap negara berkembang. "Itu berarti akan lebih banyak yang diharapkan," kata Morrison dalam pidato tersebut.
Tiongkok sendiri diketahui enggan untuk melepaskan status sebagai negara berkembang di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Status tersebut membuat Tiongkok mendapatkan perlakuan istimewa dan berbeda daripada negara ekonomi maju lainnya.
BACA JUGA: Film dan Medsos Jadi Senjata Tiongkok Tingkatkan Pengaruh di Pakistan
Negara yang dianggap sebagai negara berkembang berhak mendapatkan perlakuan khusus seperti subsidi dalam pertanian dan menetapkan batasan lebih tinggi dalam pasar untuk negara lain. (rmol/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil