jpnn.com, AYODHYA - Perdana Menteri India Narendra Modi turun langsung meresmikan proyek pembangunan sebuah kuil Hindu di atas lahan tempat Masjid Babri pernah berdiri di Kota Ayodhya, Rabu (5/8).
Masjid Barbri didirikan oleh Kesultanan Mughal pada abad ke-16 di atas lahan yang diyakini oleh umat Hindu sebagai tempat kelahiran Sri Rama.
BACA JUGA: Netflix Nyaris Diboikot Gara-Gara Film India yang Dianggap Melecehkan Dewi Hindu
Pada 1992, masjid itu dihancurkan oleh massa Hindu yang tidak rela situs suci tersebut digunakan umat agama lain. Peristiwa itu juga memicu kerusuhan yang menewaskan sekitar 2.000 orang, sebagian besar muslim.
Mahkamah Agung India akhir tahun lalu memutuskan lahan tersebut diserahkan kepada umat Hindu dengan dengan syarat komunitas muslim harus diberi lokasi pengganti untuk pembangunan masjid.
BACA JUGA: Dubes India Menemui Pak Ganjar, Bawa Pesan Penting untuk Jateng
Pembangunan kuil di lokasi tersebut telah lama jadi janji kampanye Modi dan partai BJP yang dipimpinnya.
“Saksikan kekuatan luar biasa Sri Rama. Bangunan dihancurkan, ada banyak upaya untuk menghapus eksistensinya, tetapi Rama tetap ada dalam pikiran kita hingga hari ini," ujar Modi dalam acara persmian tersebut.
BACA JUGA: Militer India Tingkatkan Kewaspadaan di Wilayah Mayoritas Muslim Ini, Ada Konflik Apa Lagi?
Bunga-bunga kuning menghiasi area yang baru saja dibersihkan di sekitar sebuah kuil di tepi Sungai Sarayu di mana Modi berdoa sebelum menuju ke lokasi pembangunan kuil pada siang.
Nyanyian doa bergema di seluruh kota, yang terletak sekitar 687 kilometer di tenggara ibu kota New Delhi, ketika para pemuja dan pendeta Hindu memadati banyak kuil kuno dalam perayaan.
Penyelenggara acara mengumpulkan tanah dari lebih dari 2.000 tempat suci dan air dari lebih dari 100 sungai untuk digunakan dalam doa pada awal pekerjaan pembangunan kuil tersebut.
Selain itu, seorang pemuja Sri Rama dari negara bagian Tamil Nadu selatan telah menyumbangkan dua batu bata yang terbuat dari logam mulia.
Komunitas muslim yang mengalami langsung kerusuhan pada 1992 sendiri memberi sinyal tidak keberatan dengan pembangunan kuil tersebut.
Namun, salah satu kelompok muslim paling berpengaruh di India mengecam langkah tersebut.
"Perampasan tanah dengan penilaian yang tidak adil, menindas, memalukan dan menenangkan kelompok mayoritas tidak dapat mengubah statusnya (Masjid Babri). Tidak perlu patah hati. Situasi ini tidak bertahan selamanya," tulis All-India Muslim Personal Law Board di Twitter. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil