Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull memanfaatkan pertemuan dengan elite politik Amerika Serikat untuk mendesak negara adidaya itu tidak membiarkan kehadirannya di Indo-Pasifik berkurang. Turnbull menegaskan bahwa Amerika Serikat adalah "jangkar" perdamaian dan kemakmuran di kawasan ini.

Hadir sebagai pembicara dihadapan Asosiasi Gubernur Nasional (NGA) AS, dimana para anggotanya biasanya akan memunculkan kandidat presiden dari Partai Republik dan Partai Demokrat, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan bahwa kepemimpinan Amerika saat ini sama pentingnya seperti sebelumnya.

BACA JUGA: Kandidat Pengganti Barnaby Joyce di Partai Nasional

Poin kunci: Australia akan menandatangani perjanjian TPP baru bulan depan, yang tidak termasuk didalamnya AS Perdana Menteri mengatakan bahwa kesepakatan tersebut merupakan "opsi hidup" untuk mengembalikan AS ke kesepakatan tersebut Turnbull mengatakan bahwa dia memiliki visi tentang sebuah zona perdagangan bebas tunggal di wilayah Indo-Pasifik

Dia mengatakan bahwa pembangunan pasca perang di Indo-Pasifik telah dimungkinkan oleh prinsip-prinsip kebebasan, demokrasi, persamaan, penegakan hukum dan saling menghormati.

"Sejak Perang Dunia Kedua, Amerika Serikat telah menyebarkan norma dan prinsip liberal ini untuk membangun sebuah sistem internasional yang telah melunakan pelaksanaan kekuasaan yang sewenang-wenang maupun menyebarkan kerjasama global yang dipandu," kata PM Turnbull.

BACA JUGA: Polisi New South Wales Bakar Ganja Sitaan Senilai Rp 125 M

"Sistem yang luar biasa ini, yang mengharuskan negara-negara besar dan kecil untuk bermain sesuai peraturan tersebut dan saling menghargai kedaulatan masing-masing telah memungkinkan terciptanya keamanan bersama dan kesejahteraan kita selama periode pasca-perang.

"Perpanjangan sistem ini  setelah Perang Dingin berakhir telah memungkinkan terjadinya ledakan terbesar inovasi pertumbuhan ekonomi dan kemajuan manusia yang pernah ada di dunia."

BACA JUGA: Terungkap Warga Canberra Membayar Makan Menteri Senilai Rp 20 Juta Lebih

Semua ini tidak terjadi begitu saja, katanya.

"Kawasan Indo-Pasifik telah menikmati begitu banyak kedamaian dan kemakmuran begitu lama sehingga ada beberapa orang yang lupa bahwa tidak ada satupun yang mungkin terjadi tanpa jangkar komitmen dan kekuatan strategis Amerika."

"Dan komitmen itu sama pentingnya sekarang sebagaimana dulu." Gubernur Negara Bagian Nevada, Brian Sandoval (kanan) mengatakan dia berharap AS akan kembali bergabung dengan TPP.

AAP: Yuri Gripas

Dan meskipun pidatonya hanya membuat satu referensi mengenai China, PM Turnbull menyinggung program 'One Belt, One Road' Beijing, dengan mengatakan bahwa dia ingin melihat lebih banyak perusahaan Australia dan AS membangun infrastruktur di Asia Tenggara dan Pasifik.

Strategi One Belt digunakan oleh China untuk memperluas pengaruhnya di Afrika, Asia dan Pasifik, termasuk sebuah pangkalan militer di Djibouti untuk Tentara Pembebasan Rakyat.

Program ini telah dikritik karena kurang transparan, merongrong kedaulatan dan membanjiri negara-negara miskin dengan hutang besar.

"Patriotisme bukanlah tribalisme atau chauvinisme nasionalistik. Ini bukan tentang menunjukkan kekuatan atau prestise, atau penundukan," kata Turnbull. Video Player failed to load. Prime Minister Malcolm Turnbull speaks with Donald Trump Play

Press play then disable your screen reader. Use space bar to pause or play, and up and down arrows to control volume. Use left arrow to rewind and right arrow to fast forward.

Australia dan negara-negara Asia Pasifik lainnya telah dikecewakan dengan keputusan Presiden Donald Trump menarik diri dari Kemitraan Trans-Pasifik.

Apa yang disebut "TPP Eleven", tidak termasuk AS, akan menandatangani sebuah kesepakatan di Chile bulan depan.

Banyak anggota Partai Republik juga mendesak Presiden Donald Trump untuk mempertimbangkan kembali penolakannya terhadap kesepakatan TPP ini, termasuk ketua NGA, Gubernur Nevada Brian Sandoval, yang dianggap calon presiden masa depan.

TPP dipertimbangkan oleh Australia, Jepang dan negara-negara lain yang berpikiran serupa sebagai cara untuk memastikan norma dan peraturan internasional diterapkan dalam pembangunan.

"Kami tidak mengharapkan Amerika Serikat untuk kembali ke TPP dalam waktu dekat," kata Turnbull.

Tapi dengan menjaga pakta perdagangan penting ini tetap berjalan, kami telah menciptakan sebuah opsi langsung yang awalnya tidak ada untuk menegosiasikan kembalinya AS untuk bergaubung dalam kesepakatan ini - sebuah kemungkinan yang juga telah disiratkan oleh Presiden [Donald Trump] sendiri.

"Visi kami adalah untuk terbentunya satu zona perdagangan bebas tunggal di Indo-Pasifik, sebuah wilayah yang terintegrasi di bawah seperangkat aturan dan norma yang sama terhubung satu sama lain dan yang akan mendorong pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja.

"Sangat penting bahwa persaingan strategis semacam ini tidak menciptakan blok ekonomi yang bersaing - kami berharap bisa bermitra dengan semua negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang dan China mengenai proyek infrastruktur yang memenuhi kriteria transparansi, keadilan, akuntabilitas dan kebutuhan pasar.

"Saya tahu ini sangat populer untuk mendesak melewatkan kepimpinan Amerika dan mengutuk demokrasi atas takdir kemunduran yang tak terhindarkan. Saya hendak memberitahu anda, bukan itu yang saya dengar dari mitra terpercaya kami di belahan dunia ini.

"Kepemimpinan Amerika di dunia memang menjadi kepentingan kami tapi itu juga sepenuhnya keputusan Anda." Presiden AS Donald Trump menunjukan sebuah perintah eksekutif untuk menarik AS dari TPP.

AP: Evan Vucci

Sandoval mengatakan dia berharap AS akan kembali bergabung dengan TPP, dengan mengatakan bahwa kemungkinan itu masih ‘dibahas’.

"Ada sejumlah hubungan hebat antara negara kita, antara negara bagian di Amerika Serikat dan negara-negara bagian di Australia, dan Australia, sebagaimana saya katakan, ketika saat itu tiba, ini akan menjadi peluang besar dan mungkin Amerika Serikat akan kembali, "Kata Sandoval.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Wanita Muslim Dikawinkan Muda Demi Tutupi Pelecehan Seksual

Berita Terkait