jpnn.com - CIKOLE - Gencarnya sosialisasi oleh berbagai pihak, serta menjamurnya program penggalangan donor darah yang dilakukan perorangan maupun organisasi, ternyata tak serta merta membawa perubahan signifikan dalam pemenuhan kebutuhan stok darah di Kota Sukabumi.
Entah minat masyarakat yang rendah terhadap donor darah, atau memang terlalu banyak orang yang membutuhkan darah, kian hari stok darah kian menurun. Terlebih, jelang bulan suci Ramadan, Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Sukabumi mengakui kondisi stok darah terus menipis.
BACA JUGA: Jos! Makassar Bebas Beras Plastik
Kepala Markas PMI Kota Sukabumi, Taufik Hidayat menjelaskan, dari usia 20 hingga 40 tahun yang mendonorkan darahnya ke PMI Kota Sukabumi, belum ada peningkatan jumlah stok darah yang signifikan. Di tempat penyimpanan darah pun, nampak hanya tersisa beberapa labu (kantong darah) saja.
"Stok darah Kota Sukabumi dalam satu hari, tidak sampai 20 labu. Sementara untuk satu hari, rata-rata sepuluh orang membutuhkan pendonor darah yang mendonor rata-rata satu orang. Tentunya hal ini jauh dari harapan. Untuk itu, kami terus berupaya mensosialisasikan donor darah kepada masyarakat, khususnya kepada kaum pelajar," jelasnya.
BACA JUGA: Sakit Pencernaan, Warga Lapor Dugaan Beras Plastik
Masih kata Opik (sapaan akrabnya), pihaknya juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membudayakan donor darah, terlebih jelang bulan Ramadan. Ia mengatakan, donor darah sangat baik dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan sekali.
Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan mendonorkan darah, di antaranya beberapa sel darah dalam tubuh akan diperbarui, energi terbarui, badan terasa ringan dan bugar.
BACA JUGA: Ganti Rugi Lapindo, Pemerintah Siapkan Rp 827 Miliar
"Itu manfaat untuk diri sendiri. Untuk orang lain, tentunya ini sangat bermanfaat bagi yang benar-benar membutuhkan. Jadi, tidak ada alasan untuk kita tidak melakukan donor darah," imbuh Opik. (cr6)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tenggak Minuman Berenergi, Sembilan Anak Keracunan
Redaktur : Tim Redaksi