jpnn.com, JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) tak hanya mendukung perekonomian ibu-ibu juga terus mendukung kesadaran gizi bagi nasabah di seluruh Indonesia.
Direktur Bisnis PT PNM Prasetya Sayekti mengatakan dukungan itu direalisasikan lewat edukasi gizi kepada 15 ribu ibu-ibu nasabah dalam rangkaian kegiatan selama dua hari.
BACA JUGA: Cerita Gravit, Jadi AO PNM Mekaar hingga Bisa Buka 2 Kedai Kopi Sendiri
Menurut Prasetya, melalui Divisi Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) berbagai pelatihan, program, dan pertemuan diperuntukkan kepada 14,6 juta nasabah PNM agar dapat terus mengembangkan usahanya.
Di sisi lain PNM juga memperhatikan berbagai aspek yang dapat mendukung peningkatan kesejahteraan nasabahnya.
BACA JUGA: Hari Anak Nasional, PNM Gelar Lomba di 100 Ruang Pintar
"Mengacu pada Poin 3 Sustainable Development Goals (SDGs), yakni Good Health and Well-Being, PNM juga memperhatikan kecukupan gizi serta kesehatan jasmani para ibu nasabah," ucap Prasetya dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (26/7).
Seperti diktehui, kasus stunting di Indonesia pun masih marak. Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting hingga 14 persen di 2024. Tidak sedikit isu ini menjadi bagian nasabah PNM yang mayoritas adalah ibu rumah tangga.
“Kalau melihat ke sekeliling kita, masih banyak isu terjaminnya kesehatan dan gizi anak di seluruh Indonesia. Kami semakin sadar karena faktanya hal itu terjadi pada nasabah kami yang notabene adalah perempuan prasejahtera,” ucap Prasetya.
Dia pun berharap kegiatan itu dapat menjadi ruang untuk meningkatkan awareness ibu nasabah bahwa kesehatan ibu dan keluarga itu penting.
Pembahasan pada kegiatan ini berfokus dalam membantu peserta untuk memahami pentingnya menjaga pola makan yang baik dalam rumah dan dampaknya terhadap gizi anak.
"Memahami kebutuhan para nasabah, narasumber memberikan menu masakan yang terjangkau dan bernutrisi," ujar Prasetya.
Prasetya mengatakan peserta pelatihan juga akan diajak memahami pentingnya mengidentifikasi kondisi kesehatan anak dengan melakukan pengecekan rutin dan karakteristiknya anak dengan gizi yang kurang.
Bukan bicara kelalaian, tetapi karakteristik anak yang membutuhkan gizi lebih memerlukan perhatian lebih.
"Kami harap kegiatan ini memberikan manfaat secara berkelanjutan kepada para nasabah. Bagaimana kegiatan ini membukakan akses edukasi agar kesejahteraan perempuan dan anak Indonesia makin terdepankan," pungkas Prasetya.(mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul