PNS Dilarang Bergaya Priyayi, Pamer Kemewahan

Rabu, 24 Desember 2014 – 08:29 WIB
MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Seluruh aparatur sipil negara (ASN) diminta agar berpola hidup sederhana. Gaya hidup ala priyayi yang sering dikaitkan dengan pegawai negeri sipil (PNS) harus mulai ditinggalkan.

Pesan serupa berlaku bagi para pejabatnya. Itulah kebijakan yang dijalankan di pemerintahan Presiden Joko Widodo.

BACA JUGA: Jokowi Sebut Badai Rupiah Pasti Berlalu

Demikian yang ditegaskan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) Yuddy Chrisnandi saat mengunjungi kantor Balai Kota Sukabumi, Jawa Barat, kemarin.

Turut mendampingi pula Wakil Wali kota Sukabumi, Achmad Fahmi dan seluruh jajaran pejabat Pemkot Sukabumi. Yuddy mengatakan, kebijakan tersebut bukan untuk mencurigai atau tidak mempercayai kinerja para ASN. Namun program tersebut dibuat dan dijalankan untuk mengembalikan kewibawaan pegawai sipil.

BACA JUGA: Rachmat Yasin Akan Ingatkan Mendagri

”Karena ada paradigma jika aparatur negeri sipil ini seperti priyayi. Maka, terpilihnya Jokowi sebagai presiden ini mau menjadikan para aparatur ini sebagai teladan yang mau melayani masyarakat, mengembalikan paradigma yang seperti priyayi ini menjadi melayani,” ujarnya.

Kepada seluruh aparatur di Balai kota Sukabumi, Yuddy juga mengungkapkan pentingnya blusukan ke warga. Selain bisa mengetahui persoalan warga, aparatur juga bisa menjalin kedekatan dengan rakyat.

BACA JUGA: Penghapusan Bensin Kokohkan Dominasi Asing

”Kalau rakyat sudah dekat dengan kita, maka program-program yang kita buat untuk kesejahteraan rakyat bisa dengan mudah kita jalankan dan rakyat pun pasti akan membantunya,” katanya.

Selain itu, Yuddy juga menjelaskan mengenai pentingnya hidup sederhana sebagai seorang aparatur negara. Kebijakan mengundang 400 undangan atau 1.000 orang saat acara pernikahan merupakan kebijakan yang sudah tepat. Karena hal ini tidak akan menimbulkan sikap iri pada rakyat.

”Kalau dulu itu pejabat bikin pesta meriah, di hotel mewah dengan mobil yang mewah dan undangan banyak, rakyat pasti berpikir dia yang bikin acara tetapi kita yang kena imbasnya karena mereka kena macet. Ini juga menyakiti hati rakyat, menghilangkan kewibawaan negara. Makanya kebijakan ini kita buat, tidak boleh mengundang lebih dari 1.000 orang saat acara nikahan, sehingga tidak akan timbul kecemburuan sosial di hati rakyat," ujar Yuddy.

Karena itu, dia berharap agar kebijakan ini bisa dijalankan dengan disiplin. Sehingga rakyat bisa melihat jika aparatur sipil yang saat ini sudah sangat berbeda. ”ASN  juga harus kerja ikhlas. Pelayanan publik harus dijalankan dengan baik, khususnya yang berkaitan dengan perekonomian daerah, sehingga Kota Sukabumi akan menjadi kota yang maju," tandasnya.

Sebelumnya, Yuddy juga menghadiri acara wisuda Program Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi. Dalam acara tersebut, Menteri PAN-RB didampingi Ketua STAI Sukabumi Prof Edin Nasruddin dan Wakil Wali kota Sukabumi Achmad Fahmi.

Dalam kesempatan ini, Yuddy diberi kesempatan untuk memberikan orasi ilmiahnya kepada 402 sarjana muda yang sudah mendapat gelar Sarjana Pendidikan tersebut. Menteri mengingatkan kepada para mahasiswa jika menjadi seorang sarjana bukanlah akhir dari usaha mahasiswa untuk mengenyam pendidikan.

”Menjadi sarjana, meraih gelar yang tinggi seperti ini bukan merupakan akhir dari perjuangan akademis kita. Ini merupakan titik awal bagi pengabdian kita di masyarakat,” katanya. (dni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Natal, Pasukan Disebar ke Titik-titik Rawan Konflik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler