jpnn.com - SURABAYA – Polrestabes Surabaya membongkar kasus pembunuhan yang menewaskan seorang PNS Pemkot Surabaya bernama Karyanto. Awalnya, korban disangka meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Namun, Jatanras Polrestabes Surabaya mendapati fakta bahwa Karyanto tewas bukan karena kecelakaan.
”Kami baru dapat visum setelah korban dimakamkan,” jelas Kasatres- krim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete, Rabu (30/3).
BACA JUGA: Ketahuan Simpan Ekstasi Logo Ferrari Dituntut Seumur Hidup
Karyanto tewas pada 21 Maret. Saat itu, keluarga maupun rekan-rekannya mengira korban mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Ambengan.
Hari itu, sekitar pukul 17.30, Karyanto yang tengah mengendarai sepeda motor Yamaha Mio mendadak kehilangan keseimbangan.
BACA JUGA: Terungkap! Bandar Narkoba Modus Jualan Pecel Lele
Entah apa penyebabnya, motornya oleng, lantas menabrak sebuah mobil yang terparkir di pinggir jalan. Dia tewas di lokasi kejadian. Petugas yang menangani kejadian tersebut berasal dari Unit Lakalantas Polrestabes Surabaya.
Sempat dibawa ke Rumah Sakit Adi Husada dan RSUD dr Soetomo, pria berusia 45 tahun tersebut akhirnya meninggal dunia. Sampai saat itu, semua pihak masih meyakini bahwa korban meninggal karena kecelakaan lalu lintas.
BACA JUGA: Duh, Perampokan Lagi, Korbannya Diikat, Mulut Dilakban Lalu...
Saat Jawa Pos (induk JPNN) mengecek buku data jenazah yang ditangani RSUD dr Soetomo, di situ tertulis KLL pada kolom penyebab kematian korban. KLL berarti kecelakaan lalu lintas.
Namun, setelah hasil visum keluar, petugas mendapati lubang di perut kiri korban. Luka itu tampak seperti tusukan. ”Setelah koordinasi dengan satlantas, kami langsung ambil alih kasus ini karena indikasi pembunuhan sangat kuat,” imbuh Takdir.
Secara hati-hati, unit jatanras mencari informasi keseharian korban. Mereka sama sekali tidak memberi tahu anggota keluarga bahwa Karyanto meninggal karena dibunuh.
Polisi memang menutup rapat penyelidikan. Awalnya, polisi melacak fakta bahwa Karyanto pernah tinggal di Jalan Bronggalan Sawah Baru VA, Surabaya. ”Dulu memang pernah mengontrak di sini selama 10 tahun,” ujar Mamik, pemilik rumah itu.
Mamik mengenal sosok Karyanto. Dia mengetahui bahwa Karyanto merupakan pegawai pengantar surat di bagian protokoler Pemkot Surabaya. Masa kerjanya lebih dari sepuluh tahun sebelum akhirnya diangkat sebagai PNS pada 2008.
Setelah menempati rumah itu, Karyanto bersama keluarganya pindah ke Rusunawa Grudo. Dia tinggal di lantai 4 nomor 19. Ketika mendatangi rusun itu, Jawa Pos masih belum tahu bahwa Karyanto dibunuh.
”Iya Pak, seminggu lalu meninggal karena kecelakaan. Ini tadi Mbak Nining (istri korban, Red) disuruh ke kantor Mas Karyanto,” tutur Elis, adik ipar korban.
Rupanya kemarin Nining dipanggil ke kantor suaminya untuk diantar ke Polrestabes Surabaya. Perempuan asal Tasikmalaya itu baru mendapat penjelasan dari polisi kemarin siang. Mendengar penjelasan bahwa suaminya tewas karena dibunuh, kontan saja Nining shock dan menangis sejadinya.
”Istrinya dulu tahu bahwa suaminya pernah dekat dengan wanita lain. Tapi, tidak sampai kepikiran kalau pelaku sampai membunuh,” jelas Kanitjatanras Polrestabes Surabaya AKP Ade Waroka.
Dibutuhkan waktu sembilan hari sampai pelaku pembunuhan benar-benar tertangkap. Selasa malam (29/3) Jatanras Polrestabes Surabaya menangkap Ahmad Saifudin di Jalan Kedinding Tengah. Setelah melalui proses penyelidikan, nama Ahmad Saifudin muncul sebagai aktor utama pembunuhan Karyanto.
”Saat ditangkap, dia (Ahmad Saifudin) mengakui telah menusuk korban,” ungkap Takdir. Tidak hanya mengamankan Ahmad, polisi juga ikut membawa istrinya, Suryani.
Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1998 itu mengungkapkan bahwa motif pembunuhan tersebut berlatar belakang asmara. Ahmad Saifudin tidak terima lantaran korban dekat dengan istrinya. (did/jun/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Innova Tabrak Xenia, Gerobak Pempek Kena Getahnya
Redaktur : Tim Redaksi