Podolski, Pengambil Tendangan Sudut Terburuk Sepanjang Serie A

Senin, 09 Maret 2015 – 07:47 WIB
Lukas Podolski. FOTO: ist

jpnn.com - MILAN - Lukas Podolski mendapatkan sambutan sangat hangat dari fans Inter Milan alias Interisti saat datang dari Arsenal pada 5 Januari lalu. Namun ternyata Podolski tampil mengecewakan dan cepat dibenci fans. Mengapa" 

Lukas Podolski menjadi bulan-bulanan media sosial saat Inter Milan kalah 0-1 melawan Fiorentina pada giornata ke-25 Serie A, 1 Maret lalu.
    
Podolski tidak menunjukkan kapasitasnya sebagai pemain anggota skuad Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 2014. Statusnya sebagai pemilik 121 caps untuk Tim Panser dan juga pemain yang masuk dalam tim terbaik Euro 2008 sama sekali tidak berbekas.
    
Pada babak pertama, Poldi "panggilannya" mempertontonkan cara bermain layaknya pesepak bola amatiran. Saat mengambil tendangan sudut, bola itu tidak melayang atau melesat kencang menuju pemain Inter. Namun sepakan penyerang 29 tahun itu pelan dan mendatar saja. Tidak jelas. Sehingga, bola mudah diintersep oleh pemaihn Fiorentina. 
    
Media sosial langsung menertawakan aksi Poldi itu. Bahkan situs-situs berita di Italia menabalkan apa yang dilakukan pemain berdarah Polandia itu, sebagai tendangan sudut terburuk sepanjang sejarah Serie A. 
    
Gelar itu melengkapi voting yang dilakukan koran olahraga berpengaruh Italia, La Gazzetta dello Sport pekan lalu. Dalam jajak pendapatnya, Poldi ditabalkan sebagai rekrutan terburuk kedua Serie A tengah musim ini. Dia mendapatkan suara 35,4 persen suara. Hanya kalah dari pemain pinjaman AC Milan dari Atletico Madrid Alessio Cerci yang meraup 44,9 persen suara. 
    
Saat melawan Fiorentina, Allenatore Inter Roberto Mancini yang kecewa menarik Poldi pada menit-66. Dia digantikan oleh pemain baru Inter lainnya Xherdan Shaqiri. "Melihat bagaimana Shaqiri bermain, yang secara efektif mengubah permainan, saya menyesal tidak memainkannya sejak menit awal," ucap Mancini, jelas menyindir Poldi sebagaimana dilansir Rai Sport.  
      
Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan Poldi" Pertama, terungkap bahwa produk akademi FC Koeln itu tidak mendapatkan kepercayaan penuh dari Mancini. 
      
Poldi tidak masuk dalam skuad Inter pada ajang Europa League. Mancini lebih memilih Shaqiri dan rekrutan baru Davide Santon. Untuk kasus Santon, Mancini memang butuh pemain homegrown. Meski pemain 24 tahun itu didatangkan dari Newcastle United, Santon masih tercatat sebagai produk akademi Inter.   
    
Sebab kedua, Poldi memang tidak pernah bermain di posisi terbaiknya. Mantan pemain Bayern Muenchen tersebut sudah membayangkan bermain di posisi penyerang tengah saat setuju pindah ke Inter. Posisi yang tidak bisa dia dapatkan ketika membela Arsenal. Poldi kalah bersaing dengan Olivier Giroud dan Danny Welbeck dalam skuad The Gunners.
    
Di Inter, kondisinya ternyata sama saja. Mauro Icardi adalah pilihan pertama Mancini. Sedangkan opsi kedua adalah Rodrigo Palacio. Mungkin inilah yang membuat Poldi belum mencetak satupun gol saat bersama Inter. 
    
"Sebagai pemain profesional, Anda harus menelan kritik-kritik itu. Saya percaya bahwa selalu ada arah dan tujuan lain yang lebih positif," ucap Poldi kepada Sky Sport Italia. 
    
"Saya tidak peduli dengan media dan orang-orang yang mengritik saya. Saya paham bahwa ini bagian dari bisnis. Paling penting adalah saya menjadi lebih baik," ucap pemain yang pada 4 Juni mendatang berusia 30 tahun itu.   
    
Poldi menolak untuk menyerah. Meski sudah tiga bulan kering gol, dia masih menyimpan harapan yang sangat tinggi. Opsi kembali ke Arsenal mungkin tidak menjadi pilihan. Apalagi Inter juga tidak berniat mempertahankannya. Poldi tampaknya ingin berkelana ke tempat lain. Mungkin saja ke Turki. (nur)

BACA JUGA: Djanur Kantongi Kekuatan Musuh Persib di Myanmar

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Ada Gerrard, Henderson pun Jadi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler