SURABAYA - Roda kompetisi tertinggi PSSI, Indonesia Premier League (IPL) harus berbenah musim depan. Lihat saja, karena miskomunikasi dan pengelolaan tim yang buruk, laga Persebaya Surabaya versus PSMS kemarin (11/7) yang dijadwalkan bergulir di Stadion Gelora Bung Tomo batal dilaksanakan.
Batalnya pertandingan kedua tim terdeteksi saat siang kemarin di Mes Persebaya tiba-tiba dilakukan technical meeting pertandingan. Dari kubu PSMS, hanya asisten pelatih M.Khaidir yang sudah hadir. Sedang Green Force diwakili, Saleh Hanifah (manajer), Divaldo Alves (pelatih), dan Surahman (ketua panpel).
"Saya diinformasikan kalau tim tadi pagi (kemarin, red.) sudah berangkat ke Bandara Polonia, Medan. Ternyata tiket yang dijanjikan pengurus tak ada karena kehabisan tiket. Dan yang mengurus tiket itu orang konsorsium. Akhirnya, tim kami gagal bertandang ke Surabaya," kata Khaidir kemarin usai pertemuan.
Khaidir sendiri tiba di Surabaya Selasa (10/7) malam lalu. Selain dirinya, ada tiga pemain PSMS yang bertolak Selasa lalu ke Surabaya. Namun ketiganya transit si Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Namun ketiganya memutuskan kembali ke Medan karena tak mendapat tiket ke Surabaya dan timnya batal bertanding.
Khaidir hanya bisa pasrah jika timnya dikenai sanksi pemotongan tiga angka dan dinyatakan kalah walk out atas Persebaya. "Kami sepenuhnya memasrahkan keputusan kepada PT.LPIS (Liga Prima Indonesia Sportindo)," ucap Khaidir.
Khaidir menyatakan sebenarnya PSMS sudah mengajukan surat bernomor 16/PSMS-BMM/SK/VII/2012 pada 9 Juli lalu kepada PT.LPIS sebagai regulator liga untuk memundurkan jadwal laga. Dari tanggal 11 Juli menjadi 12 Juli. Apalagi, Minggu (8/7) lalu PSMS baru saja bertanding melawan Arema Malang.
Namun permintaan tersebut ditolak PT.LPIS dengan alasan jadwal yang padat melalui surat nomor LPIS-387/OC-COMP/AM/IPL/VII/20 12 tertanggal 9 Juli. Dalam balasan surat yang ditanda tangani Head of Competition Dept. Hendriyana itu, meminta kedua tim tetap melaksanakan pertandingan tanggal 11 Juli.
Pernyataan Khaidir tersebut seolah menjilat ludah yang pernah diucapkan sekretaris PSMS Heru Prawono. Heru melalui layanan BlackBerry Messenger (BBM) Selasa (10/7) lalu menyatakan kpeada Jawa Pos timnya pasti akan berangkat dan tak mau ada WO bagi timnya.
Di sisi lain, sesuai hasil TM kemarin, kedua tetap menggelar pertandingan di Gelora 10 Nopember. Namun hanya Persebaya yang hadir di lapangan. Tepat pukul 15.43, wasit Daryanto meniup peluit tanda pertandingan dimulai.
Mario Karlovic pun menendang bola tanda pertandingan dimulai. Tak lama kemudian, wasit asal Jakarta tersebut kembali meniup peluit panjang tanda pertandingan usai.
Menanggapi gagalnya laga kemarin, manajer Persebaya Saleh Hanifah tak bisa berkomentar banyak. "Kami sangat menyayangkan batalnya pertandingan ini. Tapi kita ikuti saja apa yang menjadi keharusan dan rule of game. Regulasi harus tetap kita laksanakan," kata Saleh.
Sementara itu, saat pihak Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dikonfirmasi terkait hal ini, CEO Widjadjanto dan Bidang kompetisiHendriyana kompak tak memberikan jawaban. SMS yang dikirimkan tak dibalas, begitu juga saat ditelepon tak kunjung diangkat meskipun ada nda sambung.
Hanya Head Of Media Communication Abi Hasantoso yang berani menghadapi media dan berkomentar terkait sikap PSMS. Dia menyatakan PSMS hampir pasti tekena aturan di regulasi yang memastikan PSMS dianggap kalah 3-0 karena tidak datang. Juga, dia dikenai sanksi pengurangan tiga poin.
"Regulasi demikian, tapi, nanti kami akan serahkan ke komisi disiplin untuk sanksi lebih jelasnya. Tidak ada toleransi lagi. Bahkan mereka juga bisa kena sanksi tambahan berupa denda," tuturnya.
Dengan batalnya pertandingan ini, semakin menegaskan bahwa pengelolaan Indonesia Premier League (IPL) dibawah naungan PT LPIS memang jauh dari profesional. Sudah tak terhitung berapa laga, yang sebelumnya juga sempat WO dan tak kunjung mendapatkan kepastian dari PT LPIS sebelumnya. (dra/aam)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Happy Ending, Kalahkan Arema 3-1
Redaktur : Tim Redaksi