jpnn.com, WARSAWA - Polandia menuntut permintaan maaf langsung dari duta besar Israel di Warsawa atas pembunuhan seorang pekerja bantuan asal Polandia dalam serangan udara Israel di Gaza pada Senin (1/4), menurut media setempat.
Perdana Menteri Donald Tusk pada Kamis (4/4)menyatakan, "Jika duta besar memutuskan untuk berbicara secara terbuka di media kami, dia harus menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan permintaan maaf yang wajar dan manusiawi."
BACA JUGA: Fraksi PKS: Resolusi Gencatan Senjata DK PBB Harus Bisa Usir Israel dari Gaza
Pernyataan itu dikeluarkan Tusk saat ia berkampanye untuk pemilihan kepala daerah, menurut laporan lapor kantor berita negara Polandia PAP.
"Kita semua tahu apa yang terjadi, betapa tidak masuk akal dan tidak perlunya pembunuhan tersebut," katanya.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Serangan Udara Israel Tewaskan Komandan Senior Iran
Tusk mengatakan dirinya menginginkan penjelasan lengkap dan segera atas tragedi tersebut, serta kompensasi bagi keluarga korban.
"Saya juga sangat ingin, dan ini demi kepentingan Israel, bahwa perwakilan mereka, khususnya dalam situasi seperti ini, menghormati emosi warga Polandia dan mengomunikasikan masalah ini dengan jelas dan langsung," ujarnya.
BACA JUGA: Joe Biden Desak Kongres AS Izinkan Penjualan Mesin Perang ke Israel
Damian Sobol, seorang sukarelawan Polandia yang bekerja di Gaza untuk kelompok bantuan kemanusiaan World Central Kitchen, tewas bersama dengan enam orang lainnya pada Senin ketika konvoi yang ia ikuti dihantam serangan udara Israel.
Dalam wawancara daring pada Rabu (3/4), duta besar Israel Yacov Livne menyebutkan para pekerja bantuan itu tewas akibat "kecelakaan" tragis yang terjadi selama masa perang, meski banyak laporan pers dan analisis menyebutkan bahwa serangan tersebut jelas-jelas disengaja.
Dia juga memberikan jaminan bahwa pihak berwenang Israel akan menyelidiki penyebab insiden tersebut dan menginformasikan kepada pemerintah Polandia dan negara-negara lain yang terkena dampak terkait temuan mereka. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif