Polarisasi Mengerucut, Sikap PDIP Masih Misteri

Senin, 01 Januari 2018 – 08:44 WIB
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Foto: dokumen JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memprediksi ada tiga atau empat pasangan calon (paslon) yang akan melaju di Pilgub Jabar.

Prediksi itu mengacu pada polarisasi politik yang semakin mengerucut. Terutama setelah ada tarik-menarik dukungan hingga peta koalisi masing-masing partai politik.

BACA JUGA: Aher Minta Penggantinya Tidak Melupakan 3 Hal Ini

”Jelang akhir pendaftaran, sangat bergantung keputusan PDIP yang memang bisa mengusung sendiri calonnya,” tutur Qodari kepada Jabar Ekspres (Jawa Pos Group).

Kemungkinan skema politik dengan tiga–empat paslon tersebut mengacu pada surat keputusan (SK) tiap partai yang belum terbit.

BACA JUGA: Maaf, PPP Belum Terpikir Gabung Poros PDIP di Pilgub Jabar

Salah satunya Mayor Jenderal TNI (pur) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu yang didukung Gerindra dan PKS.

Kedua, Dedi Mulyadi dengan Deddy Mizwar yang diusung Partai Golkar untuk Jabar I dan Demokrat Jabar II atau sebaliknya, Demokrat di Jabar I dan Golkar di Jabar II.

BACA JUGA: Happy New Year, Jangan Pilih Calon Kada Penyebar Kebencian!

”Tapi, karena dari aspek kursi terbanyak ada di Golkar, besar kemungkinan Dedi Mulyadi menjadi bakal calon gubernurnya,” jelasnya.

Namun, kepastian pasangan calon itu masih 50:50. Sebab, keputusan ada di DPP masing-masing partai. Di sisi lain, DPP Golkar sebenarnya masih memberikan peluang kepada Ridwan Kamil.

Syaratnya, Ridwan Kamil (RK) harus bersanding dengan kader Golkar, yaitu Dedi Mulyadi.

”Artinya, pasangan Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar ini masih terbuka atau dinamis. Sebab, sama-sama baru sebatas wacana atau sepakat tanpa dibarengi SK. Jadi, masih ada peluang Golkar menginginkan RK kembali tetapi dengan syarat,” katanya.

Jadi, menurut dia, meski Dedi Mulyadi cenderung mengharapkan Deddy Mizwar, itu belum disetujui DPP Partai Golkar dan Demokrat. Sebab, pilgub Jabar erat kaitannya dengan Pilpres 2019.

”Nah, yang menjadi pertanyaan, ke mana PDIP? Apakah akan memunculkan nama baru (mengusung sendiri) atau memilih berkoalisi. Ini yang menarik dan berpengaruh pada peta politik parpol lainnya,” ujarnya.

Lalu, ada skema paslon ketiga, yaitu RK yang diusung Partai Nasdem, PKB, dan PPP. Tapi, nama bakal calon wakilnya sampai saat ini masih berpolemik. Bahkan, ada indikasi pecah.

Jika koalisi RK akhirnya pecah, sangat mungkin RK yang didukung Partai Nasdem akan merapat dengan PDIP. Pasangannya, antara lain, Anton Charliyan, Iwa Karniwa, atau Puti Guntur Soekarno.

”Langkah PDIP ini sangat ditunggu serta menjadi pertanyaan banyak pihak,” tambahnya.

Selanjutnya, skema paslon keempat. Yakni, PDIP mengusung calon sendiri dengan bakal calon empat pasangan yang telah mendaftar ke DPP dan DPD PDIP.

”Calon dari PDIP ini yang paling menarik. Sebab, tadinya PDIP mewacanakan mengusung Dedi Mulyadi setelah DPP Golkar mendukung RK dan Daniel Muttaqien. Namun, setelah penarikan dukungan dari RK, akhirnya dukungan kembali ke Dedi Mulyadi dan wacana dari PDIP itu kandas,” tegasnya. (Jabar Ekspres/c10/oni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Berkuasa, Kok Ulama Diperlakukan Mirip Era Orba?


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler