jpnn.com, SURABAYA - Polda Jawa Timur melakukan penyelidikan kasus dugaan tindakan rasisme terhadap mahasiswa asal Papua seperti video yang viral di media sosial.
Polisi juga sudah melakukan pemeriksaan kasus dugaan penurunan Bendera Merah Putih oleh oknum mahasiswa asal Papua dan membuangnya di selokan depan asrama.
BACA JUGA: Tenang, Ganjar Pranowo Jamin Keamanan Saudara dari Papua di Jawa Tengah
"Ini kami sedang menyelidiki dan sudah dikomunikasikan berita-berita ini. Kami juga ada pihak yang memang dikomunikasikan dengan instansi terkait," ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan kepada wartawan di Surabaya, Selasa (20/8).
Luki juga memastikan kalau pemeriksaan insiden perusakan bendera tetap berjalan. Bahkan sudah beberapa saksi diperiksa di Mapolrestabes Surabaya.
BACA JUGA: Pernyataan Wali Kota Malang terkait Kabar Pemulangan Mahasiswa asal Papua
"Sudah, pemeriksaan terkait saksi terkait bendera dan lain-lainnya itu sudah kami periksa dan memang berita ini datangnya dari mana, TKP (tempat kejadian perkara) juga waktu itu sudah tidak ada," ucapnya.
Jenderal polisi bintang dua tersebut menambahkan, pengamanan 43 mahasiswa Papua di Mapolrestabes ialah untuk menjaga suasana kondusif juga untuk meredam amarah ormas yang mengepung asrama mahasiswa Papua.
BACA JUGA: Merespons Dua Peristiwa, Gerakan Satu Bangsa: Pancasila dan NKRI Sedang Diuji
BACA JUGA: Diduga Ada Operasi Intelijen di Balik Kerusuhan di Manokwari dan Video UAS
"Intinya kami amankan karena adanya massa yang cukup besar. Kami melihat situasi kondusif, aparat kemudian masuk dan memberi tahu mereka untuk ke Mapolrestabes," katanya.
Dia tak menampik pengamanan terhadap 43 mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya itu membuat adanya kesalahpahaman.
"Mungkin pada saat itu ada salah paham, tapi setelah mereka dibawa ke Polrestabes justru bilang terima kasih. Jadi kami tidak membeda-bedakan," tuturnya.
Selain itu, Kapolda juga menegaskan tentang video pemukulan dan penganiayaan mahasiswa Papua di Jatim merupakan hoaks dan memastikan tak ada penahanan terhadap mahasiswa Papua.
"Di Jatim ini tidak terjadi seperti yang ada di kabar-kabar, ada yang meninggal, ada yang dipukuli lalu ditembak. Itu semua hoaks," katanya.
Polda Jatim, lanjut dia, ke depan berkoordinasi dengan Mabes Polri dan Kemenkominfo untuk mengusut video hoaks tersebut. (Fiqih Arfani/ant/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PMKRI Minta Presiden Bentuk TPF Usut Dugaan Diskriminasi Terhadap Mahasiswa Papua
Redaktur : Tim Redaksi