Polda Metro Jaya Memburu Penyebar Kabar Bohong Rush Money

Minggu, 20 November 2016 – 09:08 WIB
Kabar bohong rush money. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA – Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Mochamad Iriawan mengimbau masyarakat tidak perlu resah atas adanya isu rush money.

Dia menegaskan, itu adalah kabar yang disebar orang yang tidak bertanggung jawab.

BACA JUGA: MUI: Itu Fitnah yang Keji

Pihaknya sedang melakukan operasi untuk menangkap penyebar isu tersebut.  

Iriawan menyatakan, isu itu dibuat kelompok tertentu yang tidak bertanggung jawab. Tujuannya ialah menjadikan masyarakat gusar.

BACA JUGA: Kinerja Kejaksaan di Tangan Prasetyo Memang Jeblok, nih Datanya

”Tidak benar. Saya sudah cek pihak-pihak terkait seperti ke menteri keuangan,” kata Iriawan kemarin (19/11) di Jakarta.

Mantan Kapolda Jawa Barat tersebut menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia saat ini sedang sehat.

BACA JUGA: Zulkifli Hasan Terkejut Sutan Bhatoegana Meninggal Dunia

Tidak perlu khawatir dengan melakukan penarikan uang. Untuk menjaga ketenangan masyarakat, polisi kini memburu penyebar kabar bohong itu.

”Tim cyber tengah digerakkan,” ucap mantan Kadivpropam Polri tersebut.

”Kalau sudah ketangkap, Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE, Red) yang cocok untuk menjerat penyebar isu rush money,” tandasnya.

Terpisah, Menko Perekonomian Darmin Nasution juga meminta masyarakat tetap tenang dalam menanggapi isu rush money.

Kondisi ekonomi Indonesia, jelas dia, saat ini stabil dan kuat yang terukur dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen.

Menurut Darmin, tidak ada alasan untuk terjadi rush. ”Jangan terlalu sensitif terhadap isu semacam ini,” tuturnya.

Lebih lanjut Darmin menjelaskan bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tetap menjaga pasar modal, lembaga keuangan, perbankan, dan asuransi serta pemerintah merupakan penjaga sektor riil.

Bank Indonesia juga disebutnya tetap siaga menghadapi berbagai situasi.

Menurut Darmin, dalam kondisi seperti ini wajar ada yang mengembuskan isu rush. Isu tersebut, lanjut dia, akan tetap menjadi isu.

Sebab, yang ingin menjaga perekonomian Indonesia juga banyak. Jadi, kalau ada guncangan, dia menyebut bisa bertahan.

”Sudah ditunjukkan selama ini, kita bertahan bukan hanya bertahan. Saat ekonomi dunia melambat, kita masih tetap bisa meningkat,” jelasnya.

Gubernur BI Agus Martowardojo juga menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia stabil dan kuat.

Bukan hanya karena pertumbuhan ekonomi 5 persen, tapi juga lantaran inflasi ada di kisaran 3 persen.

Begitu juga neraca pembayaran yang dalam kondisi baik. Baiknya kondisi ekonomi membuat Agus berani meyakinkan masyarakat supaya tidak terpancing isu.

”Sistem keuangan dan perbankan kita sehat. Jadi, tidak ada dasar untuk kegiatan yang disebut rush,” urainya.

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartanti juga meminta masyarakat tetap tenang menghadapi isu rush money.

Dari pantauannya, banyak yang tidak memahami arti rush money dan hanya ikut-ikutan atas informasi dari media sosial.

Menurut Enny, sangat sulit terjadi rush money kalau dilakukan masyarakat atau pekerja biasa.

Apalagi, isu tersebut sebenarnya hanya permainan untuk keuntungan orang tertentu. Dengan tidak mengecilkan kondisi finansial para pendemo yang ingin melakukan rush money, kata dia, dibutuhkan lebih dari itu.

”Yang bisa melakukan rush itu siapa? Yang memiliki dana sangat besar,” terangnya.

Kalau taipan bisnis menarik semua dananya, tidak perlu sampai jutaan orang, seratus pengusaha saja disebutnya sudah bisa membuat perbankan limbung. Karena itu, masyarakat tidak perlu khawatir.

Lebih lanjut Agus menerangkan, kondisi saat ini sudah tidak sehat. Dia menyebutkan adanya penunggang demo damai 4 November.

Hal-hal seperti mengembuskan isu rush money adalah contohnya. Gorengan isu tersebut bisa memberikan keuntungan bagi orang-orang tertentu.

Contoh mudahnya adalah saat Donald Trump terpilih sebagai presiden Amerika. Berbagai isu diembuskan sehingga rupiah melemah dari Rp 13.200 per USD menjadi Rp 13.800.

Saat itu pemilik USD langsung menjual dan mendapat keuntungan sangat besar.

”Kondisi ini nggak sehat. Banyak orang yang mencoba mengambil keuntungan,” ucapnya.

Agus juga berharap institusi negara tidak reaktif terhadap isu-isu seperti itu. Menurut dia, aneh kalau negara mau dijadikan bahan spekulasi.

Karena itu, institusi pemerintah tidak perlu terpancing isu rush money.

”Bank Indonesia dan aparat punya data untuk memastikan isu tersebut bukan masalah. Itu hanya isu untuk mengeruk keuntungan dengan menggunakan instrumen yang tidak masuk akal,” tuturnya. (sam/dim/c9/ang)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak SBY Terharu, Bu Ani Meneteskan Air Mata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler