JAKARTA - Tingginya aksi premanisme, terutama yang terdiri dari kelompok-kelompok tertentu mengharuskan polisi kerja ekstra. Karena itu, kepolisian meminta masyarakat ikut bekerjasama melawan aksi premanisme tersebut.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto terkait pengungkapan aksi dugaan pemerasan yang dilakukan kelompk Hercules Rozario Marshal. Menurutnya, dugaan pemerasan ini terkuak justru karena ada laporan dari masyarakat.
"Memang menghadapi premanisme mesti kontinu, karena terus tumbuh, karena embrionya selalui muncul. Ada yang baru, ada yang residivis. Bagaimana mengantisipasi? Kita kerjasama dengan masyarakat, yang punya daya cegah, daya tolak dan daya lawan," ujar Rikwanto, Senin (11/3).
Kedua, lanjutnya, Polri khususnya jajaran Polda Metro Jaya meminta kerjasama dari pemerintah daerah untuk mengantisipasi munculnya embrio-embrio premanisme di daerah masing-masing. Baik di lingkungan terminal, pasar dan tempat-tempat publik lainnya.
Pemda, kataanya, juga harus peka terhadap munculnya embrio premanisme. Kalau ada di lokasi tertentu di wilayahnya, seperti terminal, lampu merah, maka diharapkan Satpol PP menertibkannya.
"Kalau sudah mengarah pidana dan intimidasi pada masyarakat, kita yang bertindak. Masyarakat juga mesti bersatu, kalau bersatu kan punya daya lawan. Tentu diperhitungkan juga (oleh preman)," tandasnya.
Terkait masalah aksi premanisme yang meresahkan Ibu Kota dan sekitarnya, tambaha Rikwanto, masyarakat bisa melaporkannya kepada pihak berwajib, baik melalui line telpon, sms maupun datang langsung ke kantor polisi.
"Premaniesme itu produk lingkungan sosial, kalau kehidupan sosial gak sehat, ya muncul mereka, makanya Pemda harus sikapi masalah ini dengan meminimlisir embrio-embrionya," pungkas Rikwanto.(fat/jpnn)
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto terkait pengungkapan aksi dugaan pemerasan yang dilakukan kelompk Hercules Rozario Marshal. Menurutnya, dugaan pemerasan ini terkuak justru karena ada laporan dari masyarakat.
"Memang menghadapi premanisme mesti kontinu, karena terus tumbuh, karena embrionya selalui muncul. Ada yang baru, ada yang residivis. Bagaimana mengantisipasi? Kita kerjasama dengan masyarakat, yang punya daya cegah, daya tolak dan daya lawan," ujar Rikwanto, Senin (11/3).
Kedua, lanjutnya, Polri khususnya jajaran Polda Metro Jaya meminta kerjasama dari pemerintah daerah untuk mengantisipasi munculnya embrio-embrio premanisme di daerah masing-masing. Baik di lingkungan terminal, pasar dan tempat-tempat publik lainnya.
Pemda, kataanya, juga harus peka terhadap munculnya embrio premanisme. Kalau ada di lokasi tertentu di wilayahnya, seperti terminal, lampu merah, maka diharapkan Satpol PP menertibkannya.
"Kalau sudah mengarah pidana dan intimidasi pada masyarakat, kita yang bertindak. Masyarakat juga mesti bersatu, kalau bersatu kan punya daya lawan. Tentu diperhitungkan juga (oleh preman)," tandasnya.
Terkait masalah aksi premanisme yang meresahkan Ibu Kota dan sekitarnya, tambaha Rikwanto, masyarakat bisa melaporkannya kepada pihak berwajib, baik melalui line telpon, sms maupun datang langsung ke kantor polisi.
"Premaniesme itu produk lingkungan sosial, kalau kehidupan sosial gak sehat, ya muncul mereka, makanya Pemda harus sikapi masalah ini dengan meminimlisir embrio-embrionya," pungkas Rikwanto.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Senpi Sitaan di Rumah Hercules Produksi Pindad
Redaktur : Tim Redaksi