Polda Tangkap Ketum KNPB

Jumat, 08 Juni 2012 – 08:44 WIB

JAYAPURA - Aparat Kepolisian dari Polda Papua menangkap ketua umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Buchtar Tabuni dan dua orang rekannya yaitu Riber Weya dan Hengki Olaua saat mereka melintas di jalan raya depan Kantor BII Abepura, Kamis (7/6) sekitar pukul 14.50 WIT.

Buchtar Tabuni bersama rekannya itu ditangkap sekitar 45 menit setelah mereka ini mengikuti pertemuan LSM se-Kota Jayapura bersama Ketua Komisi A DPR Papua di Kantor DPRP. Saat ditangkap, Buchtar cs tak melakukan perlawanan dan langsung dibawa ke Mapolda Papua.

Ketua umum KNPB ini dan rekannya ini ditangkap ketika dilaksanakan sweeping di depan kantor BII oleh Polsekta Abepura guna menekan angka pencurian sepeda motor dan pengggunaan senjata tajam. Ketika itu, rombongan KNPB ini melintas dengan mobil angkutan umum  bernomor polisi DS 7206 AE dan kemudian mobil itu diperiksa petugas.

Pada saat itulah, pihak kepolisian dari Polsek, Polres Jayapura Kota dan Polda Papua yang dipimpin AKP J. Takamuli Kasat II Pidum Reskrim Polda Papua langsung mengamankan ketiganya.

Wakapolda Papua, Brigjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw mengatakan, Buchtar Tabuni bersama 2 anggotanya ditangkap karena menjadi pimpinan KNPB, organisasi pro referendum yang dalam tiap aksi demonya sering terjadi kasus anarkis.

"Penangkapan Buchtar Tabuni karena ditengarai sebagai dalang berbagai kekerasan di Papua. Kami punya cukup bukti, Buchtar tersangkut serangkaian kekerasan, terutama di Kota Jayapura, sehingga ia ditangkap," ucapnya kepada wartawan di ruang kerjanya, kemarin.

Menurut Wakapolda, massa KNPB terlibat dalam sejumlah aksi pengrusakan, pengeroyokan dan penikaman warga di Waena 1 Mei lalu, serta aksi demo menuntut referendum yang dibubarkan polisi pada 4 Juni yang berbuntut pengrusakan sejumlah marka jalan dan rumah warga sekaligus penganiayaan terhadap sejumlah warga.

"Dia pimpinan KNPB dan menghasut, mempersiapkan demo, serta berbuntut aksi kekerasan bahkan pembunuhan. Demo mereka tak pernah ada izin tapi selalu melawan," katanya.

Di samping penangkapan tiga pentolan KNPB ini, Wakapolda menuturkan masih ada sejumlah pentolan KNPB yang kemungkinan juga akan ditangkap. "Kami akan kembangkan kasus ini. Mako juga bisa saja nanti akan ditangkap," terangnya.

Di singgung apakah Buchtar dan KNPB juga terlibat terhadap serangkaian aksi penembakan misterius di Kota Jayapura" Wakapolda menuturkan pihaknya masih akan melakukan penyidikan juga ke arah itu. "Terkait berbagai penembakan yang terjadi akhir-akhir ini, kami akan kembangkan," tegasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi A DPRP, Ruben Magay kepada wartawan mengatakan penangkapan Buchtar Tabuni sangat disesalkan, apalagi yang bersangkutan ditangkap beberapa saat usai mengikuti rapat pertemuan LSM se-Kota Jayapura bersama Komisi A DPR Papua yang membahas situasi yang berkembang di Papua, khususnya di Jayapura akhir-akhir ini.

"Ada apa ini Buchtar ditangkap usai rapat dengan kita DPRP, yang mana rapat itu untuk membahas situasi yang berkembang di Papua, dan juga kita sedang mencari solusi penguatan bagi aparat untuk mengamankan Papua, khususnya Jayapura dari aksi-aksi kekerasan yang selama ini terjadi termasuk penembakan yang belakangan ini terjadi," ungkap Ruben.

Lebih lanjut Ruben Magay mengatakan, kehadiran Buchtar Tabuni dalam rapat di DPR Papua adalah sesuatu yang baik dan kenapa tiba-tiba yang bersangkutan ditangkap. "Jika dia terlibat dalam sebuah kasus, buat apa dia menghadiri undangan kami. Padahal undangan kami juga tidak dipenuhi oleh Kapolda dan Pangdam tanpa ada alasan," ujarnya.

Terkait kejadian ini, Ruben menyatakan niat kedatangannya ke Polda Papua ini untuk bertemu Wakapolda Papua yang nantinya akan meminta Buchtar dibebaskan, karena dia ditangkap tanpa ada masalah.

"Buchtar harus dibebaskan tanpa syarat apa pun. Apalagi dia ditangkap setelah menghadiri undangan kami, jangan sampai masyarakat menganggap DPRP membantu untuk proses penangkapannya," tandasnya. (ro/cr-177/fud)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengangguran Didominasi Lulusan SMA


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler