Polemik Pembangunan Masjid Al Safar, Ini Saran MUI

Senin, 03 Juni 2019 – 20:31 WIB
Desain Masjid Al Safar yang kini viral di media sosial. Foto: Jasamarga.com

jpnn.com, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta masyarakat untuk tidak mempertajam polemik masalah desain dari pembangunan Masjid Al Safar yang kini viral di media sosial.

Masjid yang berada di Rest Area Km 88 Tol Cipularang-Padaleunyi arah Jakarta tersebut sah untuk dijadikan tempat menunaikan salat berjemaah.

BACA JUGA: Waketum MUI: Ibu Ani, Tokoh yang Menginspirasi Perempuan Indonesia

Masyarakat hendaknya bijak dalam mencerna informasi dan jangan sampai termakan informasi keliru sehingga menimbulkan pemahaman masalah agama yang tidak benar.

"Dalam Islam tidak ada aturan bentuk masjid harus seragam. Karena hal tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi dan budaya dari suatu daerah atau negara tertentu," kata Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam pernyataan resminya, Senin (3/5).

BACA JUGA: Waketum MUI: Tolak Tuntutan Referendum

BACA JUGA: Waketum MUI: Tolak Tuntutan Referendum

Dia menjelaskan, seni arsitektur Islam merupakan kreasi dan inovasi yang bisa memperkaya keindahan serta keelokan dalam Islam itu sendiri. Sepanjang seni tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam.

BACA JUGA: Program Televisi Ramadan Disemprit MUI

Di beberapa negara Islam lain misalnya, selain menara, elemen arsitektur masjid yang kerap kali digunakan adalah kubah.

"Kalau ditilik dari sejarah menara dan kubah itu sendiri bukan berasal dari Islam. Menara misalnya. Itu berasal dari kata 'manaroh' yang artinya tempat menaruh api, dan hal itu biasanya digunakan untuk peribadatan agama majusi yaitu agama yang menyembah api," bebernya.

Sementara kubah juga tidak identik dengan arsitektur Islam. Kubah dapat ditemukan dalam bangunan sejarah lain seperti istana raja, gedung kantor, madrasah, rumah sakit, bahkan untuk sebuah gereja.

Jadi kubah bisa berada di gereja, masjid atau temple, tempat peribadatan masyarakat pagan jauh sebelum datangnya agama Kristen dan Islam.

Masjid Kudus dan Demak juga tidak bisa dilepaskan dari proses akulturasi budaya Islam dan Hindu. Hal ini merupakan bentuk kearifan lokal yang menjadi kekuatan dakwah para pendakwah di Tanah Jawa yaitu para wali songo.

BACA JUGA: Ditegur MUI, Raffi Ahmad Langsung Minta Maaf

"Di New Peckham, London, ada masjid yang dulunya adalah Gereja Santo Markus dan di dalam salah satu ruangan terdapat lukisan kaca Yesus yang masih dipertahankan. Gedung yang dulunya gereja itu adalah bangunan bersejarah yang dibangun pada 1880-an dibeli oleh salah satu komunitas Turki di London sekitar 20 tahun lalu sebelum dirombak menjadi masjid," kata Zainut Tauhid.

Masih banyak contoh lain, yang hal tersebut menunjukkan keindahan dan kemuliaan Islam. "Jadi jangan hanya karena mendasarkan pada asumsi, dugaan dan pikiran kerdil kemudian menyebarkan informasi yang dapat menyesatkan umat Islam," pungkasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Eks Kasal Saat Peletakan Batu Pertama Pembangunan Pendopo Masjid Nurul Bahri


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler