Polemik PSSI Masuk Arbitrase Internasional

Djohar Sudah Ogah Komentari KPSI

Selasa, 03 Januari 2012 – 04:04 WIB
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin. Foto: Raka Denny/Jawa Pos

JAKARTA - Polemik sepak bola nasional terus memasuki babak baru. Bukan hanya di dalam ruang lingkup nasional, permasalahan urusan si kulit bundar kini sudah masuk ranah hukum dunia. Itu setelah Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang mengklaim sudah mengambil alih PSSI, juga sudah melaporkan kasus PSSI ke badan arbitrase dunia.

"Karena FIFA masih libur sampai hari ini, maka kami belum sampai FIFA. Tapi sudah dua kasus kami laporkan ke CAS (Badan abitrase dunia)‚" jelas Hinca Panjaitan, Sekjen KPSI kepada wartawan di kantor KPSI, Senin (2/1).

Seperti diketahui, KPSI akan melaporkan mosi tidak percaya 2/3 anggota PSSI ke AFC dan FIFA. Selain memiliki rencana itu, KPI ternyata sudah mendampingi sejumlah klub dan dua anggota Komite Eksekutif menggugat PSSI ke badan arbitrase olahraga atau Court of Arbitrase for Sport (CAS).

Klub-klub yang melaporkan PSSI ke CAS adalah Persipura, Persisam Samarinda, Pelita Jaya, Deltras Sidoarjo, serta dua mantan anggota Komite Eksekutif, La Nyalla dan Erwin Dwi Budiawan mengajukan gugatan ke CAS atas dua persoalan berbeda. Persipura menggugat PSSI atas keputusan mencoret tim "Mutiara Hitam" dari keikutsertaan di Liga Champion Asia (LCA) musim 2012.

Persipura menuntut PSSI sebesar 25 ribu euro atau sekitar Rp 293,68 juta. "Dua pengacara yakni jean Louis Dupontr dan Martin Hissel yang akan mengawal kasus ini," kata Hinca.

Menurut Hinca, Persipura telah mengirimkan laporan resmi kepada CAS, 21 Desember lalu. CAS pun meminta Persipura untuk memasukkan data kerugian yang dialami pada 29 Desember. Jika Persipura memenangkan gugatan ini, Hinca mengatakan, Persipura bisa tampil di LCA pada Februari nanti.

Sementara itu, klub lainnya dan dua anggota Komite Eksekutif menggugat PSSI atas alasan mengabaikan KLB yang diusulkan oleh 2/3 anggota PSSI dalam Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) beberapa waktu lalu. Hinca mengatakan, laporan resmi ke CAS telah dikirimkan pada 30 Desember.

Saat dikonfirmasi terkait laporan CAS maupun apa yang telah diperbuat KPSI, Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin mengaku jengah dengan permasalahan persepakbolaan nasional yang justru semakin hari semakin tak menentu. Apalagi kini, muncul Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) yang dianggap sebagai PSSI tandingan.

"Sudah cukup. Kami sudah tidak mau lagi menanggapi hal itu (KPSI)," katanya ketika dihubungi, Senin (2/1/2012).

Menurutnya, PSSI lebih baik tetap fokus pada program kerja yang telah ditetapkan. Jika PSSI masih saja menanggapi menanggapi hal semacam itu, diyakini PSSI tidak akan fokus untuk menjalankan berbagai program demi memajukan persepakbolaan nasional.

"Kami hanya ingin fokus bekerja. Banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan selama 2012 ini. Waktu kami tidak banyak, dan kami pun tidak boleh lengah dengan masalah-masalah yang membuat kami tidak bisa bekerja baik," tandas Djohar.

KPSI dibentuk oleh 452 atau 2/3 lebih anggota PSSI yang mendorong Kongres Luar Biasa (KLB) di tubuh PSSI dalam Rapat Akbar Sepak bola Nasional (RASN) di Pullman Hotel pada 18 Oktober 2011. KPSI yang diketuai Tony Apriliani ini mulai efektif bekerja untuk mengambil alih kewenangan PSSI sejak pertemuan anggota PSSI di Hotel Sultan pada 28 Desember 2011.

Kata Djohar, sudah sebaiknya PSSI memikirkan hal lain bukan masalah polemik PSSI. Djohar mengaku kini pihaknya membidik tim papan atas di Liga Argentina, Boca Junior, datang dan bertanding di Indonesia setelah gagal mendaratkan para pemain PSV Eindhoven bermain melawan Indonesia Selection dan Jakarta Selection.

Mantan wasit itu mengungkapkan, pihaknya memang telah mengagendakan untuk mendatangkan klub-klub luar negeri pada 2012, mengingat jadwal timnas relatif lengang. "Program AFC dan FIFA untuk timnas memang tidak banyak. Makanya, kami akan memprogramkan sendiri untuk menempa timnas," ujarnya.

"Memang, ada kemungkinan kami yang akan berusaha mendatangkan tim-tim luar. Karena itu tadi, tidak banyak agenda AFC dan FIFA untuk timnas kita. Ini juga kami lakukan untuk persiapan jelang SEA Games 2013 di Myanmar," imbuhnya.

Juru bicara PSSI Eddie Elison menambahkan, sudah selayaknya jadwal kosong tersebut diisi kegiatan-kegiatan bagi persepakbolaan nasional. Hal tersebut juga bertujuan agar pembinaan tidak berhenti.

"PSSI tengah mengusahakan mendatangkan tim-tim luar negeri. Yang sudah dihubungi dan sudah oke adalah Boca Junior," paparnya.

Namun, dia belum mengetahui kepastian kedatangan tim yang pernah dihuni legenda sepak bola Argentina Diego Armando Maradona. "Selain itu, PSSI juga berusaha mendatangkan tim-tim dari Eropa," pungkasnya. (lis)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jimenez jadi Suksesor Aguirre


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler