jpnn.com, JAKARTA - Vaksin Nusantara menjadi sorotan.
Vaksin yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto itu menuai pro dan kontra.
BACA JUGA: Komentari Vaksin Nusantara & Terawan, Mahaguru Intelijen Singgung Kapitalis hingga Nobel Kesehatan
Ada yang setuju, tetapi terdapat pula yang mendesak pengembang Vaksin Nusantara dihentikan.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena pun angkat bicara membela pengembangan Vaksin Nusantara.
BACA JUGA: Vaksin Nusantara yang Dikembangkan Tim Terawan Masuk Tahap Evaluasi di BPOM
Ia menegaskan Komisi IX DPR RI baru berkomentar soal Vaksin Nusantara ini setelah melihat fakta langsung di lapangan.
Pasalnya, Komisi IX DPR sudah melihat langsung dan mendengar presentasi dari Tim Peneliti Universitas Diponegoro (Undip) dan Rumah Sakit Karjadi Semarang tentang Vaksin Nusantara. Tim yang beberapa bulan ini melakukan uji klinis tahap 1 kepada 30 orang.
BACA JUGA: Ahli Epidemiologi UI Minta Menkes Budi Gunadi Hentikan Vaksin Nusantara, Begini Penjelasannya
Sosok yang karib disapa Melki Laka Lena ini menegaskan bahwa tim yang bekerja dalam senyap dan diam, itu mulai berani membuka diri dan publikasi setelah proses uji kilinis tahap 1 selesai.
Menurutnya, berdasar pemaparan tim, hasil positif berpotensi menjadi vaksin dengan metode baru dan bersifat individual.
“Hasilnya sesuai presentasi para peneliti vaksin nusantara aman digunakan karena tidak menimbulkan efek samping pada 30 relawan uji klinis tahap 1, dan peningkatan antibodi tubuh untuk melawan virus Covid-19 hasilnya relatif tinggi,” kata Melki kepada JPNN.com, Senin (22/2).
Melki menambahkan perwakilan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI juga hadir saat itu dan menerima langsung hasil penelitian uji klinis tahap 1 untuk diteliti lebih lanjut sebelum masuk ke uji klinis tahap 2.
“Bagi para peneliti dan berbagai kalangan yang punya pendapat lain silakan langsung ke Undip atau RS Karjadi, bisa juga menunggu hasil BPOM yang tengah mengecek data ini,” ungkap Melki.
Dia mengatakan komentar yang tidak melalui konfirmasi ke peneliti atau melihat hasil BPOM, tak memberikan kontribusi apa pun terhadap upaya pelaksanaan Inpres Nomor 6 tahun 2016 tentang Percepatan Produksi Dan Penggunaan Obat Dan Alat Kesehatan Dalam Negeri yang menjadi pesan Presiden Jokowi bagi sektor kesehatan.
Politikus Partai Golkar itu menegaskan bahwa pengembangan Vaksin Nusantara maupun GeNose, bisa menjadi pintu masuk membangun kedaulatan dan kemandirian Indonesia di bidang kesehatan.
“GeNose dan vaksin nusantara jika telah melalui serangkaian uji sesuai ketentuan yang berlaku bisa menjadi pintu masuk membangun kedaulatan dan kemandirian Indonesia dalam bidang kesehatan,” kata Melki.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah anggota Komisi IX DPR berkunjung ke RS Karjadi, Semarang, untuk mengetahui kelanjutan pengembangan vaksin Covid-19 yang diberi nama Vaksin Nusantasa.
Vaksin mulai dikembangkan September 2020 lalu. Saat ini sudah sampai tahap uji klinis fase kedua.
Vaknus adalah vaksin berbasis sel dendritik yang sebelumnya telah dikembangkan oleh AIVITA Biomedical Inc di California, Amerika Serikat.
Inisiator Vaknus, Terawan Agus Putranto, mengatakan, bila lolos semua tahap uji klinis di semua tahap dan mendapatkan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Vaknus akan diproduksi secara massal. (boy/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Boy