jpnn.com - MALANG – Arema Cronus mendukung munculnya wacana agar Kongres Pemilihan (KP) Ketua Umum PSSI dihelat di Jogjakarta.
Klub ini setuju dengan pemindahan venue karena beberapa pertimbangan yang disampaikan seperti sejarah dan juga netralitas.
BACA JUGA: Sriwijaya FC vs MU, Ibarat Partai Final
Namun, Arema juga tidak keberatan jika ternyata Kongres tetap digelar di Makassar, seperti rencana awal.
"Pada dasarnya, dimana saja Kongres digelar kami setuju, asalkan masih di Indonesia. Keinginan Menpora digelar di Jogjakarta, juga tidak salah karena pertimbangan mereka juga bisa diterima," ujar General Manager Arema, Ruddy Widodo.
BACA JUGA: Sama-sama Menang, Bayern di Kandang, Atletico saat Bertandang
Dia menilai, pertimbangan utama karena sejarah berdirinya PSSI berasal di kota yang pernah menjadi ibu kota Indonesia itu, dinilai tepat.
Pemerintah menganggap, setelah kisruh dan banned dari FIFA, PSSI diminta untuk memulai dari nol.
BACA JUGA: Messi Hat-trick, Barcelona Benar-benar Pesta Gol
"Semangat seperti itu, juga memang mesti diusung, agar sepak bola tanah air kembali normal," beber Ruddy.
Selain itu, Jogjakarta juga dinilai layak dalam hal akomodasi. Hampir semua penerbangan dari provinsi lain juga ada di wilayah ini.
Ditambah lagi, hotel dan transportasi juga terhitung mudah. Layaknya Bali dan Jakarta, yang sebelumnya dinilai pas oleh Ruddy.
Dia mengatakan, Jogjakarta juga dinilai netral, ketika melihat nama-nama calon Ketum yang sudah diverifikasi.
"Secara netralitas, suka tidak suka, Jogjakarta memang tidak ada calon Ketum dari sana. tetapi memang itu tidak bisa jadi faktor utama," tegasnya.
Pria yang kerap berkacamata ini mengatakan, kongres memang gawe dari PSSI. Namun, ketika bisa berjalan beriringan dengan pemerintah, juga jauh lebih baik.
"Siapa tahu juga karena suara pemerintah didengar, bisa dibuka oleh Presiden. Tentu kami juga harus menangkap imbauan secara arif," papar Ruddy.
Namun, dia menilai Arema akan menunggu keputusan secara pasti di mana letak Kongres berlangsung. Baik di Jogjakarta maupun Makassar, Arema akan mendukung.
Sementara itu, para anggota Executive Committee (Exco) PSSI memberikan sinyal positif untuk memindahkan lokasi dari Makassar ke kota kelahiran PSSI di Jogjakarta.
’’Usulan dari pemerintah akan kami pertimbangkan. Karena apa pun itu, untuk membangun sepak bola tanah air lebih baik, sudah tentu kami juga harus bersinergi dengan pemerintah,’’ kata Tony Apriliani, salah seorang anggota Exco PSSI. ’’Dalam waktu dekat, kami segera melakukan pertemuan untuk membahas keinginan pemerintah itu,’’ tambahnya.
Hanya, lanjut Tony, banyak pertimbangan yang harus dipikirkan sebelum mengubah keputusan terkait dengan tuan rumah kongres yang digelar pada 17 Oktober itu.
Misalnya, kata Tony, biaya akomodasi yang sudah dikeluarkan panitia selama masa persiapan.
Di antaranya, down payment pemesanan hotel di Makassar yang akan menjadi lokasi kongres.
’’Panitia sudah mengeluarkan uang muka untuk hotel dan jumlahnya tidak sedikit. Itu yang harus diperhatikan,’’ ujarnya.
Namun, PSSI tetap ngotot KLB digelar di Makassar. "Kami akan tetap gelar KLB di Makassar karena sudah diputuskan oleh Komite Eksekutif dan sesuai dengan harapan yang diusulkan peserta kongres Jakarta," kata Plt Ketum PSSI, Hinca Pandjaitan kepada wartawan.
PSSI sendiri, kata dia, tak mau terpengaruh soal rekomendasi Kemenpora. Saat ini, pihaknya fokus untuk mempersiapkan penyelenggaraan KLB di Makassar.
"Persiapan jalan terus. Saya harap, pemerintah dapat menghormati keputusan PSSI ini, domain internal PSSI," tandas dia. (ley/jpg/ary)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Alexis Jaga Rekor Manis Arsenal di Prancis
Redaktur : Tim Redaksi