Poles TIM demi Wujudkan Jakarta sebagai Pusat Seni & Budaya

Selasa, 04 Desember 2018 – 17:17 WIB
Gubernur DKI Anies Baswedan saat melihat pameran lukisan di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu. Foto: Disparbud DKI

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merencanakan perbaikan berbagai sarana di Taman Ismail Marzuki (TIM). Melalui program revitalisasi, TIM diharapkan akan membawa Jakarta menjadi pusat kesenian dan budaya di Asia.

“Sudah saatnya, Jakarta memiliki pusat kesenian berkelas internasional. Dan saya ingin Jakarta bisa menjadi tuan rumah bagi perhelatan kesenian dan kebudayaan dunia. Itu artinya kerja besar bagi kita semua yang ada di tempat ini,” ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan.

BACA JUGA: DKI Anggarkan Rp 8,4 M untuk Perbaikan Air Mancur Monas

Sedangkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Provinsi DKI Jakarta Asiantoro menjelaskan, revitalisasi TIM akan dimulai pada 2019. Proses pembangunan berbagai sarana di TIM akan dilakukan selama dua tahun.

Menurut Asiantoro, pada tahun pertama program revitalisasi TIM atau 2019 akan ada pembangunan gedung baru beserta fasilitas penunjangnya. “Alokasi anggarannya sebesar Rp 501,5 miliar,” ungkapnya.

BACA JUGA: Reuni 212 Ajang Mempertebal Iman, Anies Malah Sibuk Pamer

Sedangkan pada tahun kedua atau 2020, revitalisasi dilakukan pada bangunan eksisting dan penataan ruang terbuka hijau. Alokasi anggarannya pun lebih besar karena mencapai Rp 1,3 triliun.

“Jadi total anggaran yang dibutuhkan Rp 1,8 triliun. Pembangunan akan dilakukan oleh PT Jakpro,” kata Asiantoro.

BACA JUGA: Fraksi PDIP Bantah Anies soal Reuni 212 Menggerakkan Ekonomi

Pemprov DKI menunjuk arsitek ternama untuk revitalisasi TIM, yakni Isandra Matin. Arsitek yang dikenal juga dengan panggilan akrab Andra Matin itu merupakan perancang Bandara Banyuwangi yang mengusung konsep green airport.

Andra mengatakan desain revitalisasi dirancang untuk mengembalikan nafas atau soul TIM saat pertama kali dibangun pada 1968. Yakni bangunan yang sangat inklusif, terbuka dan guyub.
Andra menegaskan, revitalisasi akan menjadikan Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) TIM sebagai taman yang besar. Dengan demikian PKJ bisa menjadi tempat para seniman untuk praktik, latihan, dan pertunjukan seni di luar ruangan (outdoor).

“Masyarakat dapat melihat mereka berlatih atau sekadar menikmati ruang terbuka hijau. Sehingga, PKJ TIM menjadi tempat yang inklusif bagi para seniman dan masyarakat,” tuturnya.

Revitalisasi akan berlangsung dalam beberapa tahap. Di antaranya, membuat bangunan baru untuk merelokasi sementara semua kegiatan.
Selanjutnya, revitalisasi juga mencakup pembongkaran bangunan lama. Bahkan, lahan parkir akan diubah menjadi taman.

Nantinya, lokasi parkir akan ditempatkan di bawah atau basement bangunan yang baru. Sedangkan bangunan teater Jakarta dan Planetarium tetap dipertahankan karena bersejarah dan masih berfungsi baik.

“Interior Planetarium dipertahankan. Namun, eksteriornya akan menyesuaikan dengan desain yang baru,” pungkas Andra.(jpg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... DKI Upayakan Naturalisasi Sungai demi Pulihkan Ekosistem


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler