Polisi Buktikan Mahasiswa Bawa Molotov

Kamis, 29 Maret 2012 – 11:30 WIB

PALU – Pihak kepolisian, memastikan ledakan yang terjadi saat demonstrasi, Selasa (27/3) lalu di depan kantor DPRD Sulteng, murni berasal dari para mahasiswa. Ledakan molotov itu bersumber dari bahan peledak sejenis mercon (petasan) yang terbuat dari pipa paralon.

Kepala Bidang Humas (Kabid Humas) Polda Sulteng, AKBP Soemarno, mengatakan dari hasil indentifikasi sisa-sisa serpihan pipa paralon, didapati adanya campuran bahan pembuat petasan. Sehingga polisi memastikan jika ledakan yang beberapa kali terjadi sengaja diledakkan oknum mahasiswa. “Ada empat buah petasan. Dua meledak di depan kantor Gubernur, dua lagi meledak di depan Bank Panin,” sebut Soemarno.

Menurut Kabid Humas, dari hasil pemeriksaan sejumlah mahasiswa yang sempat diamankan, diketahui jika bahan peledak tersebut memang sengaja dipersiapkan mahasiswa. Namun polisi tidak dapat mengetahui pasti identitas oknum mahasiswa yang sengaja meledakan petasan tersebut. “Mereka saling tuduh,” ujarnya.

Meski demikian, diungkapkan mantan Kapolres Parimo ini, pihaknya tidak memperpanjang masalah peledakan petasan. Sebab, dari sejumlah mahasiswa yang sempat diamankan dan juga koordinator aksi saat itu, berjanji tidak akan mengulangi perbuatan yang tergolong mengganggu ketertiban tersebut. Dia juga menyebutkan jika, aksi yang digelar mahasiswa Selasa lalu, sama sekali tidak ada pemberitahuan sebelumnya ke pihak kepolisian.

Ditanya terkait antisipasi kembali digelarnya demonstrasi besar-besaran yang bakal dilakukan hari ini (29/3), Soemarno mengaku Polda Sulteng menurunkan sedikitnya 500 personel Polri untuk mengamankan unjuk rasa hari ini.

“Kami memang sudah terima informasi akan ada demo besar-besaran besok (Hari ini,red). Namun sekali lagi kami imbau untuk tidak anarkistis dan menjaga ketertiban umum,” sebut Kabid Humas.

Aparat kepolisian, lanjut Soemarno akan melayani para pengunjukrasa untuk menyalurkan aspirasinya. Pelayanan yang akan diberikan pihak kepolisian, berupa pengawalan rute pergerakan massa menuju titik konsentrasi demonstrasi, agar tidak disusupi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. “Kami juga akan menjadi penghubung pengunjukrasa kepada objek unjukrasa,” terangnya.

Dalam pengamanan aksi unjuk rasa hari ini, aparat kepolisian juga tidak dibekali peluru tajam. Untuk itu, Soemarno berharap, para mahasiswa maupun seluruh elemen masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasinya, tidak membawa barang-barang berbahaya, seperti senjata tajam dan bahan peledak.

“Jangan menganggap polisi sebagai musuh, karena sebenarnya keberadaan kami di lapangan untuk melayani masyarakat,” pungkasnya. (agg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Batam Sediakan 15 Ribu Lowongan Kerja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler