JAKARTA - Polisi masih memburu empat daftar pencarian orang (DPO) yang diduga terlibat dalam kasus pembakaran Polsek Muara Rupit dan Polsek Rawas Ulu, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan. Pembakaran polsek ini sebagai buntut tewasnya seorang terduga pelaku perampokan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, ada empat nama yang terlibat kasus pencurian dengan kekerasan yang diduga terkait kasus ini.
"Ada empat DPO yang terlibat pada saat melakukan pemblokiran jalan. Mereka berinisal R, M, S, dan S. Mereka umumnya terlibat tindak pencurian dan kekerasan," kata Boy di Mabes Polri, Kamis (4/7).
Boy menjelaskan, saat melakukan upaya penangkapan terhadap Herlika alias Heri dan Syaipul di areal perkebunan Selasa (2/7), petugas mendapat perlawanan dengan senjata api rakitan. Bahkan dua petugas nyaris terkena tembakan.
Dalam posisi itu, lanjut Boy, petugas tidak ada alternatif lain kecuali melumpuhkan mereka hingga Herlika meninggal dunia. Buntut peristiwa itu ada reaksi dari masyarakat dengan melakukan pembakaran terhadap Polsek Muara Rupit dan rawas Ulu.
"Dan ada aksi penutupan jalan pada tanggal 2 juli di mana petugas kita sudah mengidentifikasi beberapa pelaku, termasuk DPO ada di sana, mereka membawa senjata tradisional namanya kecepek. Mereka ikut dalam proses unjuk rasa itu," ungkap Boy.
Mantan Kapoltabes Padang itu menambahkan, informasi dari Sumsel diketahui situasi sudah terkendali setelah Brimob Polda Sumsel dan bantuan dari TNI turun ke lokasi. Petugas juga melakukan langkah awal olah TKP pengrusakan dua fasilitas Polsek.
"Kita harapkan dapat memperjelas upaya-upaya pengumpulan fakta-fakta hukum terkait aksi anarkis masa terhadap dua polsek," kata Boy Rafli.
Dikatakannya hingga kini belum ada pihak-pihak yang ditetapkan tersangka, namun sudah ada sejumlah orang yang dimintai keterangan. Terkait pelayanan di kedua polsek, sementara dialihkan ke Polres dan Polsek tetangga.(fat/jpnn)
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, ada empat nama yang terlibat kasus pencurian dengan kekerasan yang diduga terkait kasus ini.
"Ada empat DPO yang terlibat pada saat melakukan pemblokiran jalan. Mereka berinisal R, M, S, dan S. Mereka umumnya terlibat tindak pencurian dan kekerasan," kata Boy di Mabes Polri, Kamis (4/7).
Boy menjelaskan, saat melakukan upaya penangkapan terhadap Herlika alias Heri dan Syaipul di areal perkebunan Selasa (2/7), petugas mendapat perlawanan dengan senjata api rakitan. Bahkan dua petugas nyaris terkena tembakan.
Dalam posisi itu, lanjut Boy, petugas tidak ada alternatif lain kecuali melumpuhkan mereka hingga Herlika meninggal dunia. Buntut peristiwa itu ada reaksi dari masyarakat dengan melakukan pembakaran terhadap Polsek Muara Rupit dan rawas Ulu.
"Dan ada aksi penutupan jalan pada tanggal 2 juli di mana petugas kita sudah mengidentifikasi beberapa pelaku, termasuk DPO ada di sana, mereka membawa senjata tradisional namanya kecepek. Mereka ikut dalam proses unjuk rasa itu," ungkap Boy.
Mantan Kapoltabes Padang itu menambahkan, informasi dari Sumsel diketahui situasi sudah terkendali setelah Brimob Polda Sumsel dan bantuan dari TNI turun ke lokasi. Petugas juga melakukan langkah awal olah TKP pengrusakan dua fasilitas Polsek.
"Kita harapkan dapat memperjelas upaya-upaya pengumpulan fakta-fakta hukum terkait aksi anarkis masa terhadap dua polsek," kata Boy Rafli.
Dikatakannya hingga kini belum ada pihak-pihak yang ditetapkan tersangka, namun sudah ada sejumlah orang yang dimintai keterangan. Terkait pelayanan di kedua polsek, sementara dialihkan ke Polres dan Polsek tetangga.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Stres, Jeffrey Gantung Diri di Kuburan
Redaktur : Tim Redaksi