jpnn.com, SAMARINDA - Unit Jatanras Satreskrim Polresta Samarinda telah membekuk lima anggota komplotan pembobol mesin ATM.
Yakni Edi Marlianyoni (34), Ansori (23), Asnurin (43), Badi (30), dan Melan (31), yang sudah membobol 13 mesin ATM BRI. Dari kelima pelaku yang ditangkap Jumat (26/10), polisi rupanya masih memburu satu lainnya.
BACA JUGA: Modus Baru Bobol Mesin ATM, Sekali Jepit Rp 2 Juta
Pria berinisial IE, yang juga sama-sama asal Lampung. Meski keberadaannya sudah diketahui, polisi masih kesulitan meringkus. Pasalnya, wajah pelaku belum bisa diketahui.
Dari keterangan tiga pelaku yang berada di Polresta Samarinda, komplotan penjahat antarprovinsi itu sudah 13 kali beraksi di ibu kota Kaltim. Tiga mesin terakhir yang dibobol berada di Jalan P Suryanata, RE Martadinata, dan kawasan Kecamatan Sambutan.
BACA JUGA: 2 Pria Sontoloyo Gelap Mata Lihat Ibu dan Anak di Jalan Sepi
“Dari aksi terakhir yang dilakukan dalam semalam, hanya Rp 7,5 juta yang diperoleh,” sebut Kasat Reskrim Polresta Samarinda Kompol Sudarsono saat dikonfirmasi Kaltim Post (Jawa Pos Group).
Perwira melati satu itu menjelaskan, aksi mereka terekam closed circuit television (CCTV). Hingga akhirnya, kendaraan yang digunakan pun diketahui. Termasuk alamat terakhir para pelaku dibekuk, yakni di Jalan HAMM Rifaddin, Kelurahan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir.
BACA JUGA: Mbak Irawati Nyaris Digebuki
Sudarsono membeberkan, Badi dan Melan saat sudah dilumpuhkan, mereka masih berusaha melukai petugas. Sehingga terpaksa polisi menyarangkan timah panas di pinggang.
Dia menyebut, IE diduga dalang dari aksi kejahatan dengan modus membobol mesin ATM menggunakan tongkat khusus. “Kalau semua sudah tertangkap, siapa saja dan perannya bisa dijelaskan semua,” tegasnya.
Sudarsono menyebut, sudah mengetahui keberadaan IE. Dilacak terakhir, sudah mengarah keluar Samarinda. Sudarsono enggan mendetail mengenai keberadaan pria yang ditetapkan statusnya sebagai daftar pencarian orang (DPO). “Nanti kabur, anggota masih di lapangan,” tegasnya.
Diwartakan sebelumnya, kepada Kaltim Post, Edi, salah satu pelaku bercerita dengan suara pelan sembari meringis. “Pakai kartu ATM pribadi, tapi kerjanya punya peran masing-masing,” ungkapnya.
Menggunakan satu tongkat yang didesain khusus, gunanya untuk menjepit uang saat mesin bekerja. Ketika transaksi penarikan, ada yang bertugas mematikan mesin ATM. “Waktu mesin berhenti, uang yang sempat masuk ke penghitungan bakal tertahan dengan tongkat khusus itu, langsung dijepit dan uang ditarik,” sambung Edi.
Dalam hitungan detik, sekali tarik Edi cs maksimal bisa memperoleh uang Rp 2 juta. (*/dra/rsh/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indra Tulis Surat Permintaan Maaf Sebelum Gantung Diri
Redaktur & Reporter : Soetomo