Polisi dan Massa KNPB Saling Lempar Batu, 16 Orang Diamankan

Selasa, 16 Agustus 2016 – 05:32 WIB
Aparat kepolisian berupaya mengadang massa KNPB yang akan melakukan long march dari Perumnas III Waena, Senin (15/8). Foto: Humas Polda Papua for Cenderawasih Pos

jpnn.com - JAYAPURA - Demo yang dilakukan massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dalam rangka memperingati New York Agreement di Perumnas III, Waena, Papua, Senin (15/8) berlangsung mencekam.

Sebanyak 16 orang massa KNPB terpaksa diamankan aparat kepolisian. Kapolda Papua, Irjen Pol. Paulus Waterpauw mengatakan, 16 orang massa KNPB yang diamankan ini, dua diantaranya karena melakukan tindakan cukup brutal di Perumnas III Waena. “Mereka juga diduga terlibat penyerangan terhadap anggota yang mengamankan demo tersebut,” kata Waterpauw seperti dikutip dari Cenderawasih Pos, Senin (15/8). 

BACA JUGA: Luar Biasa! Ribuan Napi Catat Dua Rekor MURI

Kapolda Waterpauw mengatakan, ada beberapa aparat yang cedera, karena dilempari batu oleh massa yang berunjuk rasa. Untuk itu, pihaknya akan menjadikan anggota tersebut sebagai saksi dalam insiden di Perumnas III.

Dari pantauan Cenderawasih Pos, untuk wilayah Abepura dan Waena sendiri massa terlihat sudah berkumpul sejak pukul 08.30 WIT baik di Perumnas III maupun Expo Waena. 

BACA JUGA: Wanita Berambut Pirang Terjun dari Jembatan Ini, Innalillahi...

Massa berjumlah sekitar 50 orang ini awalnya hendak ke DPRP untuk menyampaikan pendapat tentang New York Agreement yang menurut mereka tak sesuai karena tak melibatkan orang Papua. Namun di tengah jalan tepatnya di sekitar Universitas Terbuka SPG Waena, massa dihentikan oleh polisi.

Sebagian massa sudah diamankan namun beberapa yang masih tersisa inilah yang melakukan protes hingga terjadi pembakaran ban dan blokade jalan. Tak hanya itu warga menyebut jika massa KNPB juga membakar sejumlah gerobak dan lapak penjual pinang di sekitar lokasi dan meletakkan di tengan jalan. 

BACA JUGA: Pembunuh Sadis Berkeliaran, Kabarnya Punya Ilmu Menghilang

Anak-anak sekolah yang biasa lalu lalang di sekitar Perumnas III juga tak terlihat, termasuk seluruh pedagang di sepanjang jalan dari Waena hingga Abepura lebih memilih tak berjualan. 

"Kadang lucu juga kalau mereka bilang demo mereka bermartabat. Bermartabat apanya kalau merusak seperti itu, mengacau seperti itu dan membuat pedagang dan warga ketakutan dan mengganggu lalu lintas. Kalau saya pribadi tidak pernah percaya kelompok seperti ini punya bahasa, rugi kita,” sindir Yoseph, seorang warga yang kemarin terlihat terjebak di perempatan Asmara Mimika Perumnas. 

Ketegangan ini terus berlanjut dimana terjadi baku lempar batu dan beberapa tembok taman di samping SMAN Teruna Bhakti ikut dirusak. Terkait unjuk rasa ini, Waterpauw meminta DPR Papua agar bisa melihat permasalahan di lapangan dengan objectif. Sebab, aspirasi yang dibawa oleh KNPB telah melanggar aturan Undang-Undang.

"Bagi siapa pun yang ingin menyampaikan pendapat, ada haknya. Tapi kalau dalam rangka aspirasi merdeka dan ingin memisahkan diri dari NKRI, apalagi sampai menggangu keamanan dan ketertiban, kami tidak akan pernah memberikan kesempatan. Itu rambu-rambu hukum positif yang berlaku,” tegasnya. 

Sementara anggota DPR Papua Deert Tabuni menyesali tindakan yang diambil kepolisian dalam memblokade massa KNPB seharusnya tidak dilakukan. 

Kepolisian menurut politikus Golkar ini, seharusnya memberikan izin kepada KNPB untuk menyampaikan orasinya di gedung DPR Papua, dengan dikawal ketat sesuai dengan protab yang berlaku. 

"Kalau begini kasihan, mereka dijemur di bawah terik matahari. Kasihan ini kemanusiaan. Ingat, masalah Papua merupakan masalah internasional," ungkap Deert Tabuni. (ade/jo/nik/nat/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Air Minum, Pelajar Dipukul, Dihantam Pakai Meja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler