jpnn.com, JAKARTA - Ketua Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) Y Pasomba mendesak Mabes Polri untuk segera menangkap dalang pembuat dan penyebar kabar bohong yang menyebutkan ada tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos untuk pasangan nomor urut 01, Jokowi - KH. Ma'ruf Amin.
Menurut Pasomba, kabar bohong seperti itu sudah masuk dalam tindak pidana dan mengganggu proses demokrasi.
BACA JUGA: Dalih Ustaz Tengku Zulkarnain soal Kicauan Hoaks Surat Suara
"Kabar bohong seperti itu sudah pada tingkat yang sangat meresahkan, dan kami berharap kepolisian segera menuntaskan kabar bohong itu agar tidak berakibat menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat, agar tidak mengganggu proses pileg dan pilpres yang sudah semakin dekat, tangkap dan adili penyebar kabar hoaks ini," ujar Pasomba di Jakarta, Sabtu (5/1).
Pasomba menambahkan, kabar bohong itu masuk kategori fitnah yang mencoba mendelegitimasi pemerintahan Presiden Jokowi dan juga proses yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
BACA JUGA: Fahri Anggap KPU Tak Perlu Perkarakan Hoaks, Ini Alasannya
"Bagaimana mungkin ada surat suara tujuh kontainer yang sudah dicoblos, sementara KPU sendiri belum mencetak surat suara? Ini fitnah yang keji yang mencoba meruntuhkan wibawa Presiden Jokowi seakan-akan Jokowi menghalalkan segala cara untuk menang," katanya.
Pasomba juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum jelas kebenarannya. Masyarakat diminta kritis terhadap sebuah informasi yang beredar. "Mendorong KPU dan Bawaslu memastikan tidak ada kebocoran surat suara ataupun pelanggaran Pemilu lainnya agar pelaksanaan Pemilu berjalan jujur dan adil," ucapnya.
BACA JUGA: Sindiran Abah Maruf buat Ustaz Tengku Zulkarnain soal Hoaks
Pasomba juga menyindir pernyataan politisi Partai Demokrat Andi Arief yang memposting di Twitter terkait kabar tujuh kontainer surat suara yang sudah dicoblos untuk pasangan Jokowi - KH. Ma'ruf Amin.
"Seharusnya Andi Arief konfirmasi dulu sebelum memberikan pernyataan lewat media sosial, karena postingan para politisi sering dipakai masyarakat sebagai kebenaran. Cek dulu benar atau tidak, jangan malah seakan-akan seperti mempertanyakan padahal maksudnya adalah menyebarluaskan," tandasnya. (mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Pihak Main Hoaks demi Giring Wacana Menang karena Curang
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh