" Ada pihak-pihak yang kita lihat ingin menimbulkan suasana kekacauan atau bentuk konflik baru di Poso. Ini dilakukan oleh orang-orang yang berasal dari luar Poso. Ini sangat kuat kita lihat," kata Boy.
Untuk mempermudah penyelidikan dan pengungkapan kasus teror ini, kata Boy, Polri meminta masyarakat Poso untuk berpartisipasi membantu Polri mengidentifikasi dugaan para pelaku dan provokator di wilayah tersebut. Terutama terhadap pengejaran orang yang masuk dalam daftar pencarian polisi. Salah satunya DPO yang juga diduga masuk jaringan teroris yaitu Santoso.
"Berharap kita bisa bekerja sama, terutama untuk identifikasi terhadap mereka yang kita diduga sebagai pelaku dan juga selama ini telah teridentifikasi ya. Katakanlah orang-orang yang menjadi target operasi kepolisian," pungkas Boy.
Sejauh ini, kata Boy, polisi telah mengamankan sejumlah orang asing dalam kegiatan razia di Poso. Namun, belum cukup bukti untuk menentukan orang-orang tersebut terlibat dalam aksis teror di Poso. Di antara warga yang terjaring razia, menurut Boy,ditemukan suatu bahan bacaan hasil dari print out masalah konflik di Poso. Tetapi, kata dia, itu belum bisa menjadi bukti otentik keterlibatan orang yang diamankan.
"Ini kan merupakan aktivitas upaya-upaya preventif di lapangan oleh Polres Poso atau Polsek pos jajaran melakukan pemeriksaan terhadap pendatang baru. Katakanlah dikenal bukan orang Poso, tapi melakukan aktivitas di situ," pungkas Boy.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Wukuf, Arafah-Mina Steril
Redaktur : Tim Redaksi