Polisi Gagalkan Penyeberangan Imigran Asal Timur Tengah

Minggu, 28 Oktober 2012 – 17:25 WIB
PANGANDARAN – Dua belas imigran asal Iran dan Irak ditangkap warga dan aparat Polsek Majingklak saat akan menyeberang di Pelabuhan Penyebrangan Majingklak, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran Sabtu (27/10) sekitar 06.00.
 
Para imigran itu dilaporkan warga ke pihak kepolisian karena gerak-gerik para pencari suaka --yang datang ke Majingklak menggunakan Toyota Avanza All New AB 1418 N-- itu mencurigakan. Terlebih saat ditanya warga, para imigran itu tidak memberikan penjelasan.

Seluruh imigran berhasil diamankan petugas Polsek Kalipucang dan warga. Namun, sopir kendaraan tersebut melarikan diri. "Mereka semua kami bawa ke polsek. Setelah didata, kemudian kami langsung bawa ke Polres, namun sopir berhasil kabur sementara kendaraanya berhasil kami amankan," tutur Kapolsek Kalipucang, AKP Badri kepada Radar Tasikmalaya (JPNN Grup).

Kapolsek mengatakan kali pertama imigran gelap tersebut diketahui warga setempat yang melihat Avanza berpenumpang penuh oleh warga Timur Tengah. "Warga yang curiga kemudian menghampiri mereka, saat ditanya apakah mereka imigran, mereka malah marah-marah. Warga kemudian melaporkan kejadian itu kepada kami dan kami pun mengamankan mereka,” ujarnya.

“Karena mereka tidak bisa memberikan keterangan dengan jelas maksud dan tujuan kedatangannya ke Majingklak," tambah kapolsek.

Pihak kepolisian dibantu warga sempat menyisir wilayah Majingklak guna mencari sopir. Namun penyisiran tersebut tidak membuahkan hasil. "Sopir belum ditemukan, sementara informasi dari warga tidak melihat kendaraan lainnya selain mobil Avanza putih itu sehingga kemungkinan hanya satu rombongan yang masuk ke wilayah kami," tuturnya.

Kapolsek mengatakan kawasan Majingklak yang merupakan muara sungai Citanduy adalah salah satu wilayah yang sering dijadikan target penyelundupan Imigran yang ingin mencari suaka ke Australia. Guna mengantisipasi jaringan penyelendupan imigran, pihaknya melakukan koordinasi dengan warga sekitar.

"Kita sudah sosialisasikan dengan masyarakat, alhamdulillah selama ini koordinasi kita dengan masyarakat berjalan,” ujarnya. “Kita berharap warga bisa bekerjasama terus untuk secepatnya memberikan informasi jika melihat hal-hal yang mencurigakan di lingkungannya, seperti kedatangan para imigran," tambah kapolsek.

Sementara itu pantauan Radar Tasikmalaya (JPNN Grup) di Mapolres Ciamis, kemarin, para imigran itu didata di Aula Polres Ciamis (lihat grafis). Pada pukul 13.00, belasan imigran itu diberi makan nasi padang. Lalu, mereka dinaikan ke truk Dalmas Polres Ciamis. Para pencari suka itu pun dibawa ke Kantor Imigrasi Ciawi, Tasikmalaya.

Sebelumnya atau saat akan dinaikan ke mobil, para imigran itu menolak naik, karena mengindari sorotan kamera wartawan. Mereka pun kembali lagi ke dalam ruangan.
Kemudian polisi memindahkan mobil ke depan pintu Polres Ciamis atau menjauh dari wartawan, para imigran pun mau naik ke truk dalmas menuju Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.

Kasatreskrim Polres Ciamis AKP Shohet SH, MH mengatakan 12 imigran asal Iran dan Irak itu merupakan limpahan dari Polsek Kalipucang.

Soal sopir mobil pengangkut imigran yang kabur, kata Shohet, sampai kemarin siang belum ditemukan. Dia juga bingung, sang sopir itu bisa kabur. Padahal, mobil yang ditumpanginya dibawa polisi, setelah para imigran itu ditemukan warga.

Shohet menduga bahwa sopir itu mahir dalam menyelundupkan imigran. Sopir itu mengetahui lokasi yang bisa dipakai menyelundupkan imigran ke Australia. ”Kami dalam hal ini melidik keberadaan sopir yang melarikan diri tersebut,” tandasnya yang menduga bahwa mobil yang dipakai para imigran itu mobil rentalan.

Terkait data-data imigran, kata dia, pihaknya hanya mendata asal negara saja. ”Karena (pemeriksaan, red) imigran kewenangan Imigrasi, makanya kami kirim ke Kantor Imigrasi di Ciawi Kabupaten Tasikmalaya,” jelas Shohet.

Kabagops Polres Ciamis Kompol Sutisna mengatakan pengiriman para imigran langsung ke Imigrasi di Ciawi, karena para imigran itu akan dikirim ke Jakarta. “Secara tindakan sepenuhnya kami serahkan ke pihak Imigrasi, karena mereka yang tahu betul. Polisi kan hanya mengamankan saja,” papar Sutisna.

Sutisna memaparkan dari 12 imigran itu, ada beberapa wajah lama yang pernah diamankan Polres Ciamis. Namun, dia tidak menyebutkan nama imigran tersebut.
Alasan para imigran itu keukeuh ingin menyeberang ke Australia via Ciamis selatan (Kabupaten Pangandaran), karena Australia langsung berbatasan dengan pantai kawasan Pangandaran. (nay/isr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Walikota Banjarmasin Ogah Disebut Tersangka

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler