Polisi Janji Terus Usut Mafia Haji

Selasa, 30 September 2014 – 08:30 WIB

SURABAYA - Langkah polisi mengusut dugaan pemalsuan identitas empat calon jamaah haji (CJH) mendadak mandek. Hingga saat ini tidak terlihat adanya orang-orang yang diseret ke tahanan. Padahal, kasus itu sejatinya mudah untuk ditangani. Apalagi tahun lalu Polres Mojokerto juga mampu mengungkapnya secara cepat. 

Kalau Polres Mojokerto saja bisa mengusutnya dalam waktu singkat, Polrestabes Surabaya pun seharusnya bisa lebih cepat lagi. Sebab, perangkat di Polrestabes Surabaya jauh lebih memadai. Tetapi, ternyata sampai saat ini pengusutan kasus itu belum menunjukkan hasil. Anggapan bahwa kasus tersebut berhenti pun mengemuka. 

Tapi, polisi menepis tudingan bahwa langkah mereka telah berhenti. "Kami terus mengusutnya. Kami tidak main-main dalam pengusutan ini," kata Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono kemarin. 

Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1996 itu menyebut bahwa kemarin anggota memeriksa dua saksi. Keduanya berasal dari biro haji milik AY tempat empat CJH yang gagal berangkat itu mendaftar.

Dua saksi tersebut adalah S dan M. Hanya, polisi tidak mendapat keterangan signifikan dari keduanya. 

Kepada polisi, S dan M menyebut baru saja bekerja di biro haji dan umrah milik AY. Keduanya mengaku tidak tahu-menahu mengenai proses pendaftaran haji. "Mereka menyebut hanya mengurus pendaftaran umrah," ujar Sumaryono. 

Tapi, polisi tidak serta-merta menelan mentah-mentah keterangan keduanya. Sebab, polisi mendapat informasi bahwa keduanya bukan pegawai baru di biro haji tersebut. Nama S bahkan disebut-sebut selama ini tahu persis dengan arus pendaftaran haji dan umrah di biro tersebut. Sebab, S yang menangani masalah administrasi pendaftar haji dan umrah. 

Berdasar informasi itulah, kemarin polisi juga memeriksa data-data di komputer S. Tapi, lagi-lagi upaya polisi menemui jalan buntu. "Ternyata di komputernya tidak ada file sama sekali," ungkap Sumaryono. 

Polisi menduga kosongnya file tersebut sesuatu yang sengaja. Sebab, hal itu sangat tidak rasional lantaran biro haji dan umrah itu berdiri sejak beberapa tahun lalu. "Kami menduga file-file yang ada sengaja dihapus," ujar perwira asal Surabaya tersebut. 

Karena itu, polisi bakal terus memantau gerak-gerik para saksi yang sudah diperiksa tersebut. Polisi juga akan mengorek keterangan sedalam-dalamnya tentang biro itu. Apalagi polisi menyebut sudah mengantongi keterangan-keterangan tambahan dari pihak lain tentang orang-orang yang bekerja di tempat tersebut. 

Polisi bakal berupaya maksimal mencari data-data tentang proses pendaftaran dan pengurusan administrasi CJH yang mendaftar di biro tersebut. "Kami tidak akan berhenti sampai di sini. Kami sudah membuat tahap-tahap untuk mengungkap ini semua. Kami yakin bisa mengungkapnya," papar Kepala Unit Tindak Pidana Korupsi (Kanittipikor) Satreskrim Polrestabes Surabaya Iptu Made Prama. 

Namun, tahap-tahap yang telah disusun tersebut tidak bakal dilaksanakan Polrestabes Surabaya sendiri. "Kami akan menggandeng Polda Jawa Timur agar langkah kami bisa semakin luas," tambah Sumaryono. (fim/c7/nw)
 

BACA JUGA: Api Lalap 435 Ha Hutan Tahura

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tagih Piutang Rp 500 Juta, Pemkot Jambi Ajak Jaksa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler