jpnn.com - jpnn.com - Polrestabes Surabaya masih bekerja keras mencari pelaku pembuangan bayi pada Jumat (20/1).
Minimnya saksi membuat gerak penyidik terbatas. Hingga kemarin (21/1), polisi mengumpulkan informasi dari beberapa klinik di sekitar TKP penemuan jasad bayi laki-laki itu.
BACA JUGA: Duh Gusti, Bayi Berumur 3 Jam Dibuang ke Jalan
"Sudah ada tiga yang didatangi, tapi belum ada hasil," terang Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga.
Dia tidak memerinci nama klinik-klinik tersebut. Namun, dia menegaskan bahwa tidak ada persalinan dalam dua minggu terakhir di klinik itu.
BACA JUGA: Akhirnya Pembuang Bayi di Rumah Bu Bidan Ketahuan Juga
Polisi akan memperlebar area pencarian. Unit Reskrim Polsek Sawahan dan Satreskrim Polrestabes Surabaya bakal menyebar.
Nanti seluruh data kelahiran dua minggu lalu dicatat. Setelah itu, mereka menelusuri alamat-alamat yang tertera di sana.
BACA JUGA: Sadis! Buang Bayi dengan Mulut Terikat
Upaya pencarian juga dilakukan dengan cara menggali keterangan warga sekitar Jalan Dukuh Kupang Timur XX.
Namun, hal itu membutuhkan waktu yang tidak singkat. Sejauh ini upaya tersebut juga belum membuahkan hasil.
Shinto menambahkan, mencari pelaku pembuangan bayi memang menjadi tantangan tersendiri bagi polisi.
Korps seragam cokelat itu membutuhkan bantuan masyarakat apabila ada informasi warga yang baru hamil, tapi tidak diketahui keberadaan anaknya.
"Informasi dari warga memang penting. Silakan datang ke kantor polisi. Nanti kami tindak lanjuti," tambahnya.
Warga yang mengetahui tempat-tempat melahirkan yang ilegal diharapkan menyampaikannya kepada polisi.
Bisa jadi, pelaku tidak melahirkan di klinik atau rumah sakit, tapi di dukun.
"Kami cari tempat-tempat persalinan yang berdiri tanpa izin," kata polisi asal Medan itu.
Proses kelahiran bayi tersebut memang tidak bisa terdeteksi, apakah di rumah sakit atau dukun.
Biasanya polisi bisa mengetahui dari potongan tali pusar. Lantaran sudah dua minggu, tali pusar sulit diamati.
Polisi juga kesusahan untuk mengidentifikasi pakaian bayi tersebut.
Meski diselimuti kain dan bedong, tidak ada ciri yang spesifik di sana. Misalnya, cap rumah sakit.
Hal itu berbeda dengan penemuan jasad bayi di Wiyung beberapa waktu lalu.
Ketika ditemukan, bayi tersebut masih terbalut selimut milik RSUD dr Soetomo.
Dari sana, polisi mudah menelusurinya. Mereka lantas berhasil menemukan orang tua pembuang bayi itu.
Karena itu, dalam kasus penemuan bayi di dekat Kelurahan Pakis kali ini, polisi belum bisa menentukan asal pelaku.
"Tetapi, pencarian kami fokuskan di lingkungan terdekat lebih dulu," tutur alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) 1999 tersebut. (did/c16/fal/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hayo Ngaku, Siapa Tega Membuang Bayi di Rumah Bu Bidan?
Redaktur & Reporter : Natalia