jpnn.com, PROBOLINGGO - Jajaran Satuan Reskrim Polresta Probolinggo melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di Taman Maramis yang dijadikan tempat perbuatan asusila sejumlah orang.
“Karena telanjur ramai di media sosial dan perbincangan warga Probolinggo, kami pun turun ke Taman Maramis,” kata Kasat Reskrim, AKP Heri Sugiono.
BACA JUGA: Siang Bolong, Ada Pasangan Saling Tindih Mesra di Tengah Taman, Videonya sudah Tersebar
Didampingi sejumlah anak buahnya, Heri akhirnya “ubek-ubek” pojok tenggara Taman Maramis.
Awalnya, sejumlah personel polisi kesulitan ketika akan memasuki Taman Maramis, baik melalui Jalan AA Maramis maupun Jalan Slamet Riyadi. Pasalnya, pintu-pintu masuk ke Taman Maramis di belahan timur itu digembok.
BACA JUGA: Adu Mulut Sepasang Kekasih di Kamar Hotel, Ada Suara Perempuan Dicekik
Video asusila yang beredar di media sosial. Foto: ngopibareng/tangkapan layar
Sejumlah personel Satpol PP yang sedang berjaga-jaga, ketika ditanya mengaku, tidak membawa kunci sejumlah pintu masuk Taman Maramis. Akhirnya sejumlah wartawan, menganjurkan agar polisi melompati pintu masuk taman yang terkunci di sisi Jalan Slamet Riyadi.
“Lompat saja, Ndan, pagarnya rendah kok,” kata seorang wartawan. Kasat Reskrim diikuti sejumlah anggotanya akhirnya melompati pagar.
Di sebuah bangunan kamar mandi dan tandon air, AKP Heri dan sejumlah polisi mencoba mencocokkan dengan rekaman video asusila.
“Ternyata, di sini ya adegan itu dilakukan. Diduga yang merekam dari arah pinggir jalan, di luar taman,” katanya.
Identifikasi itu meliputi bangunan kamar mandi dan tandon air, juga tanaman yang tumbuh di sekitarnya. Setelah melakukan olah TKP dilengkapi foto-foto, Kasat Reskrim menggali keterangan orang-orang di sekitar Taman Maramis.
Seorang penjual es di tepi Jalan Slamet Riyadi menjadi sasaran untuk dikorek keterangannya. “Saya tidak tahu ada ramai-ramai video, saat itu saya sedang istirahat jualan. Saya sedang salat dhuhur,” kata Jamal, 19 tahun, penjual es.
Namun disinggung apakah dirinya mengetahui, video asusila tersebut, Jamal tersenyum. “Ya, saya tahu, diberi tahu teman,” katanya.
Agar video asusila itu tidak semakin tersebar luas, polisi meminta agar tidak lagi diunggah di media sosial. “Tolong warga agar jangan lagi menyebarluaskan video itu,” katanya. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia