TOULOUSE - Upaya kepolisian di kota Toulouse, Perancis untuk menangkap seorang militan yang bertanggungjawab atas rangkaian penembakan di kota tersebut terus belanjut. Setelah menemukan persembunyiannya di sebuah apartement Rabu (21/3) dini hari kemarin, ratusan polisi bersenjata lengkap hingga Kamis (22/3) siang masih mengepung gedung apartemen itu.
Tersangka penembakan teridentifikasi bernama Mohamed Merah, seorang warga negara Perancis keturunan Aljazair, Merah mengaku kepada polisi yang mengepungnya bahwa dialah pelaku penembakan di sekolah Yahudi hari Senin (19) lalu. Insiden penembakan itu menewaskan tiga siswa dan seorang Rabi.
Merah juga mengaku sebagai pria yang memberondong tiga orang tentara seminggu sebelumnya. Dalam aksinya, Merah selalu menggunakan sepeda motor jenis skuter.
Merah mengatakan, ia melakukan penembakan tersebut untuk membalas kematian anak-anak di Palestina dan sebagai protes atas keterlibatan militer Perancis dalam perang di Afghanistan. Merah juga mempersoalkan keputusan pemerintah Perancis yang melarang penggunaan cadar bagi wanita Muslim di negeri yang terkenal dengan menara Eiffel itu.
Kepada polisi, Merah malah mengaku bangga dengan perbuatannya. Satu-satunya penyesalan Merah, justru karena tidak berkesempatan membunuh lebih banyak orang lagi.
Sebagaimana dilaporkan AP, Merah pernah berjihad di Afghanistan dan Pakistan. Ia juga pernah berlatih dengan organisasi teroris Al Qaeda.
Jaksa khusus anti-terorisme Perancis, Francois Molins mengatakan bahwa Merah sudah merencanakan pembunuhan seorang tentara lainnya di Toulouse. Polisi meyakini Merah memiliki senapan jenis Kalashnikov, pistol jenis Mini-Uzi dan sejumlah senjata api lainnya di persembunyinanya tersebut. Tetapi pria yang telah melukai dua polisi dalam proses penggerebekan tersebut, saat ini ia telah terpojok dengan hanya sedikit amunisi tersisa.
Merah sejak kemarin telah mengungkapkan keinginannya untuk menyerahkan diri hidup-hidup. Akan tetapi sampai siang tadi dia terus mengulur waktu. Polisi dan pihak pemerintah Perancis mengatakan pilihan untuk menerobos masuk kedalam kamar apartemennya merupakan opsi terakhir.
“Target utama kami adalah menangkapnya dalam keadaan hidup agar dia bisa mempertanggung-jawabkan perbuatannya di muka hukum,” kata Menteri Dalam Negeri Perancis Claude Gueant.(ap/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... India Importir Senjata Terbesar di Dunia
Redaktur : Tim Redaksi