Polisi Periksa Dokter Penyebar Foto Co-Pilot Tanpa Busana

Senin, 29 Oktober 2018 – 13:04 WIB
Ilustrasi dokter. Foto: Pixabay

jpnn.com, SURABAYA - Insiden kecelakaan di air mancur Jalan Pemuda, Surabaya beberapa waktu lalu berbuntut panjang.

Salah seorang korban kecelakaan di air mancur Jalan Pemuda pada Rabu (24/10) itu mendapat perlakuan tak menyenangkan saat dirawat di RSUD dr Soetomo.

BACA JUGA: Co-Pilot Cantik jadi Korban Pelecehan di Rumah Sakit

Perempuan berinisial ANA itu sempat dipotret dalam keadaan telanjang oleh dokter. Meski korban sudah menolaknya.

Alasan pemotretan tersebut adalah untuk keperluan medis. Padahal, korban baru saja dirontgen.

BACA JUGA: Napi Incar Perempuan, Begitu dapat Foto Tanpa Busana…

Perempuan yang berprofesi kopilot maskapai penerbangan swasta itu mendapat perlakuan tak menyenangkan tersebut pada Rabu (24/10) sekitar pukul 02.00 Ada tiga dokter muda yang menanganinya.

"Dokter muda yang memeriksa. Satu laki-laki, lainnya perempuan," ujar Teuku Mochtar Djohansyah, kuasa hukum ANA.

BACA JUGA: Termakan Rayuan, Wanita Muda Rela Kirim Foto Tanpa Busana

Saat itu, salah seorang dokter meminta ANA untuk buka baju. Tujuannya, pengambilan gambar untuk keperluan medis. Namun, ANA menolak.

Dia mengaku tiga kali menolak. "Nah, saat itulah ANA dipaksa buka baju dan celananya diturunkan," katanya. Yang melepas busana korban adalah dua dokter perempuan.

Karena kondisinya lemah, perempuan berdarah campuran Indonesia-Maroko itu tidak bisa menolak.

Apalagi dia mengalami patah tulang pinggul dan retak di tulang rusuk bawah pundak.

Dia hanya melengos untuk menghindari wajahnya difoto. Setelah itu, keduanya pergi. Tinggal dia bersama dokter laki-laki berinisial BA.

Lalu, dokter laki-laki itu memotret ANA. Djohan mengatakan, saat memotret, kondisi tirai yang memisahkan dengan pasien lain memang tertutup.

"Tapi, tirai itu pendek dan orang-orang sekitar juga tahu," jelasnya.

Namun, ANA tidak langsung menceritakan hal itu pada hari yang sama. Pada Rabu (24/10) sekitar pukul 09.00, ANA dipindahkan ke RS Siloam untuk mendapat perawatan yang lebih maksimal.

Saat berada di sana, ANA bercerita kepada ibunya. Saat itu, ANA tidak mau dibantu perawat.

ANA dirawat ibunya, Houria Robyn. "Setelah itu, dia baru bercerita soal kejadian yang dialami," ujar Houria.

Kisah itu tentu saja membuat keluarga kaget. Houria tidak menyangka dokter yang merawat anak pertamanya melakukan hal tersebut.

"Seharusnya, di tangan dokter anak saya merasa aman," imbuhnya.

Lebih tidak mengenakkan, Djohan mengungkapkan, foto itu disebarkan di sebuah grup WhatsApp. Posisi fotonya berbeda-beda.

Ada yang full badan, ada yang setengah tertutup. "Gambar itu diambil dari kamera belakang dan depan HP pelaku," ujarnya.

Dia menuturkan, pihaknya melaporkan kasus tersebut Sabtu (27/10) sekitar pukul 09.00 ke Polrestabes Surabaya.

Polisi langsung menindaklanjuti laporan itu sekitar dua jam kemudian. Beberapa polisi berpakaian preman segera menyelidiki kasus tersebut.

"Unit perlindungan perempuan dari satreskrim yang kami kirim," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol Rudi Setiawan.

Dia enggan berkomentar banyak lantaran masih terlibat dalam proses pengamanan presiden di area Surabaya Selatan.

"Sudah kami tangani dan sedang didalami. Besok (hari ini, Red) kami jelaskan. Sekarang masih fokus pengamanan RI-1," terangnya.

(gal/mir/c6/ady/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Baru Kenalan Sudah Mau Kirim Foto Tanpa Busana, Waduh!


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler