jpnn.com, JAKARTA - Polda Metro Jaya bersama dengan Polres Metro Tangerang Kota mengusut dugaan pidana terkait kemunculan kelompok King Of The King.
Pasalnya, kelompok itu diduga menyebarkan informasi bohong di tengah masyarakat.
BACA JUGA: Polisi Tetapkan Tiga Pemimpin Sunda Empire jadi Tersangka
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, pengusutan dilakukan dengan gelar perkara yang menentukan ada tidaknya unsur pidana.
“Gelar perkara untuk menentukan ada tidaknya tindak pidana atau naik ke penyidikan. Kami akan gunakan keterangan para ahli,” ujar Yusri kepada wartawan, Jumat (31/1).
BACA JUGA: Wah, Polisi Temukan Cabang Keraton Agung Sejagat Lagi di Daerah Lain
Yusri menambahkan, sejauh ini polisi juga sudah memeriksa beberapa perwakilan kelompok yang membuat geger warga Tangerang itu.
Pertama adalah Prapto yang mengaku kalau dirinya tergiur akan janji kesejahteraan yang diberikan kelompok tersebut.
BACA JUGA: Ratu Keraton Agung Sejagat Fanni Aminadia Ngotot jadi Penyelamat Dunia
Kemudian, ada dua orang lagi berinisial N dan H. Jika sampai ada tersangka dalam kasus ini, pelaku terancam dikenakan Pasal 14 dan Pasal 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana.
“Sudah diklarifikasi ya, pertama si saudara Prapto, kemudian ada beberapa dari instasi terkait, ahli pidana sudah. Ahli bahasa juga sudah," sambung Yusri.
Sebelumnya, sebuah spanduk yang memuat tulisan kerajaan abal-abal mirip Agung Sejagat muncul di Kota Tangerang.
Spanduk berwarna biru berukuran sekitar 1 x 1,5 meter tersebut muncul di Jalan Benteng Betawi, Kelurahan Poris Plawad, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang.
Spanduk tersebut bertuliskan KING OF THE KING. YM SOEKARNO. MR. DONY PEDRO. Lalu di bawahnya juga terdapat tulisan yang mengklaim bahwa kerajaan tersebut akan bekerja sama dengan Presiden Direktur Bank UBS, Presiden PBB, Presiden MI yang disebut terbentuk untuk melunasi utang negara.
Tidak hanya itu, spanduk itu juga menyertakan nama Presiden Joko Widodo serta memasang foto Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan