jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan memutuskan mengubah status jalur tol fungsional menjadi jalur darurat. Otomatis, aturan berkendara bakal diperketat selama melewati jalur tersebut.
Menhub Budi Karya Sumadi menjelaskan, Rabu (21/6) lalu dia menjajal sendiri ruas tol fungsional tersebut. Hasilnya, memang ada beberapa kekurangan.
BACA JUGA: Target Akhir 2019, Waktu Tempuh Jakarta-Surabaya Hanya 5 Jam
Ada sejumlah ruas yang masih berlubang, berdebu, tidak ada pagar, dan malamnya tidak ada lampu,’’ ujarnya usai rapat kabinet paripurna di Istana Merdeka kemarin (22/6).
Bersama sejumlah staf Kementerian PUPR dan Jasa Marga, Budi menjajal ruas tol itu dari Pemalang hingga Brebes.
BACA JUGA: Wakil Ketua DPD Cek Kesiapan Mudik di Bandara Halim
Saat itu, mobil dicoba berjalan dengan kecepatan 60 km per jam. Terasa sekali bahwa laju mobil menjadi tidak stabil.
Selain itu, debu juga beterbangan. “Kalau ngebut, kami yakin pasti terguling,” lanjut mantan Dirut PT Angkasa Pura II itu.
BACA JUGA: PKB Berangkatkan 20 Bus Program Mudik Gratis
Atas dasar itu, tol fungsional itu diganti statusnya menjadi jalur darurat. Dampaknya, jam operasional tol dibatasi. Jalur itu hanya boleh dilalui pukul 06.00-18.00.
Selain itu, kecepatan kendaraan juga dibatasi 40 km/jam demi menghindari potensi kecelakaan, baik tunggal maupun melibatkan beberapa kendaraan.
Kepolisian juga dimintai bantuan pengawasan agar pengendara benar-benar patuh dengan aturan tersebut
Meskipun demikian, dia tetap mengapresiasi beroperasinya ruas tol tersebut. Dalam kondisi infrastruktur belum selesai dibangun, tol itu sudah dioperasikan dan terbukti cukup membantu untuk menambah alternatif.
’’Jadi, jangan dianggap ini memaksakan, tapi justru menjadi effort pemerintah,’’ tuturnya.
Kakorlantas Irjen Royke Lumowa menyatakan setuju dengan pergantian status tersebut. Hanya saja, mereka meminta agar tol fungsional atau jalur darurat ini bisa tetap dibuka pada malam hari jika kemacetan telah terjadi dan membutuhkan jalur tambahan.
Itupun dengan syarat bahwa rombongan pemudik yang dialihkan ke jalur tol fungsional atau jalur darurat ini dipandu oleh mobil patroli kepolisian.
Pihaknya sudah menyediakan sejumlah mobil patroli untuk memandu pemudik melintasi jalur. “Tujuannya, agar kecepatan bisa ditahan tidak lebih dari 40 kilometer per jam,” katanya.
Hingga kemarin, ada tiga kali kecelakaan (bukan enam seperti diberitakan sebelumnya) yang terjadi di ruas darurat itu.
’’Terjadi tiga laka tunggal, disebabkan ngantuk,’’ terang Kabidhumas Polda Jateng Kombes Djarod Padakova saat dikonfirmasi kemarin (22/6).
Seluruhnya tidak sampai memakan korban jiwa. Kecelakaan itu terjadi di hari yang sama, yakni Selasa (20/6).
Dimulai dari kecelakaan mobil Honda Freed B 1335 SFW yang oleng dan terjun ke sungai di Sewaka, Kabupaten Pemalang.
Kemudian, dilanjutkan oleh Mitsubishi Outlander terperosok di Petanjungan, Pemalang. Malamnya, Toyota Rush B 1745 KRS ditemukan terbalik di kawasn Warungsae, Batang. Dua orang terluka.
Situasi mudik tersebut juga sempat dibahas dalam Rapat Kabinet Paripurna di Istana Merdeka kemarin.
Presiden Joko Widodo meminta paparan mengenai kondisi terkini di jalur mudik. ’’Saya ingin agar penanganan arus mudik ini betul-betul terintegrasi,’’ ujarnya.
Dia menyebut sejumlah sektor yang wajib berkoordinasi. Seperti Polri, TNI, Kemenhub, Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, dan Kementerian BUMN.
Setiap kali muncul persoalan di lapangan, harus langsung bisa dipecahkan saat itu juga. ’’Betul-betul penanganannya bersama-sama, dan kesampingkan ego sektoral masing-masing,’’ lanjutnya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tidak banyak berkomentar mengenai kondisi jalur tersebut. Sejak awal, pihaknya memperingatkan pemudik bahwa jalur itu bukanlah jalan bebas hambatan.
Jalur itu belum selesai dikerjakan, sehingga tidak boleh digunakan layaknya jalan bebas hambatan. Pemudik harus berhati-hati.
Basuki menuturkan, pihaknya terus memantau penggunaan jalur tersebut. ’’Kami sudah siapkan 20 unit tangki air untuk menyiram terus,’’ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan kemarin. penyiraman dilakukan untuk meminimalisir debu yang beterbangan di sepanjang jalur itu.
Sementara itu, selain masalah di jalan tol darurat Brebes – Grinsing, Polri turut menyoroti rest area pada jalur yang dilalui pemudik.
Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, sejak awal pekan lonjakan pemudik sudah terasa. Itu berlanjut sampai kemarin. (byu/tau/syn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rest Area Penuh, Polisi Imbau Pemudik Bawa Bekal Buka Puasa
Redaktur & Reporter : Soetomo