Polisi Sikat 121 Penjahat dalam 12 Hari

Senin, 02 Oktober 2017 – 22:29 WIB
Ilustrasi borgol. Foto: AFP

jpnn.com, SURABAYA - Polrestabes Surabaya resmi mengakhiri Operasi Sikat Semeru, kemarin.

Sebanyak 121 tersangka dilumpuhkan. Kasus curas, curat, dan curanmor (3C) menjadi prioritas dalam operasi yang berlangsung selama 12 hari tersebut.

BACA JUGA: Operasi Sikat Semeru, 75 Penjahat Dibekuk

Penangkapan 121 tersangka itu tidak hanya dilakukan polrestabes. Upaya pengungkapan kejahatan juga dilakukan polsek jajaran lainnya sejak operasi digaungkan pada Senin (18/9).

Target operasi pun disebar kepada seluruh polres jajaran.

Kasus 3C menjadi fokus operasi tersebut. Selain mengungkap kasus-kasus baru, polisi berupaya menuntaskan PR perkara.

"Kami juga menangkap pelaku yang sudah lama kami hitung sebagai utang. Misalnya, kasus pecah kaca dan pembacokan terhadap penjual toko kelontong di Kapas Krampung," ujar Kapolrestabes Surabaya Kombespol M. Iqbal.

Menurut Iqbal, sebenarnya ada 10 PR perkara yang harus dituntaskan anak buahnya dalam Operasi Sikat Semeru.

Kenyataannya, aparat berseragam cokelat tersebut malah merampungkan 22 PR.

Adapun, untuk polsek, anggota diberi 16 target operasi (TO). Pengungkapannya ternyata melebihi target.

Polsek Genteng, misalnya. Anggota polsek tersebut bahkan menembak mati pelaku curanmor.

Yakni, M. Umar. Dia dikenal kerap beraksi sendirian dan licin. Selama ini dia bergentayangan di wilayah Genteng.

Banyak warga yang menjadi korbannya. Namun, keseriusan polisi menghentikan sepak terjang Umar akhirnya membuahkan hasil.

"Kami adalah kawan bagi masyarakat dan lawan bagi para penjahat. Kami tidak main-main," tegas perwira dengan tiga melati di pundak tersebut.

Ada beberapa hal yang dilakukan polisi dalam mencapai target. Salah satunya, mengadakan operasi penggal jalan di beberapa titik.
Aktivitas itu dilakukan di pusat keramaian. Namun, jam atau waktunya tidak pernah pasti. Dengan begitu, penjahat sulit memperkirakan waktu yang aman untuk beraksi.

Strategi itu membuahkan hasil. Salah satunya, saat melakukan penggal jalan di Jembatan Suramadu, polisi berhasil menemukan Ahmad Faizun.

Dia adalah otak pembacokan terhadap Go Hong Boen alias Awen pada Mei lalu.

Hidup Faizun pun disudahi karena berupaya melawan saat akan diringkus.

Iqbal menyatakan bangga atas kinerja anggotanya. Dia berharap hal itu terus ditingkatkan. Sebab, menumpas kejahatan merupakan pengabdian kepada masyarakat yang nyata.

"Tugas utama kami adalah menjaga kenyamanan warga dalam beraktivitas," pungkas mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya itu. (bin/c7/git/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler