Kepolisian Australia (AFP) menangkap tiga pria di Melbourne terkait penyelidikan perusahaan penyalur tenaga kerja yang dipergunakan oleh Australia Post. Sebuah mobil Ferrari disita dari rumah mewah salah seorang pelaku bernama Bobby Singh.
Selain Bobby Singh, AFP dan Border Force juga menangkap Rakesh Kumar dan Mukesh Sharma, setelah melakukan penyelidikan selama 9 bulan.
BACA JUGA: Australia Ujicobakan Kartu Tunjangan Sosial yang Tak Bisa Digunakan Beli Alkohol
Ketiga pelaku dituduh menjalankan perusahaan penyalur tenaga kerja yang dipergunakan oleh Australia Post.
Mukesh Sharma dan Bobby Singh ditangkap polisi di Melbourne terkait penipuan.
BACA JUGA: Mudah Lelah? Salahkan Kebiasaan Bergadang Anda
AFP menyatakan ketiga pria ini diduga membuat dan mengelola dua pusat pendidikan yang ternyata mereka pergunakan untuk mendapatkan visa bagi mahasiswa asal India untuk bisa masuk ke Australia.
BACA JUGA: Penerbangan Australia ke Bali Kembali Terganggu
Pusat pendidikan ini, menurut polisi, membebankan biaya hingga 10 ribu dolar bagi setiap mahasiswa, namun tidak menjalankan perkuliahan sebagaimana mestinya.
Bobby Singh, yang merupakan pemilik dan pengelola lembaga bernama St Stephen Institute of Technology di Melbourne, ditangkap dari rumah mewahnya di daerah Balwyn. Polisi juga menyita sebuah mobil Ferrari dari rumah tersebut.
Sedangkan Rakesh Kumar, yang merupakan direktur pada St Stephen, dan Mukesh Sharma, pemilik dan pengelola Symbiosis Institute of Technical Education, juga di Melbourne, ditangkap secara terpisah.
Diperkirakan ketiga tersangka akan dituntut dengan pasal penipuan yang dilakukan bersama-sama. Mereka dituduh memalsukan berbagai dokumen agar lembaga pendidikannya bisa terdaftar secara resmi.
Kedua lembaga pendidikan itu diperkirakan menerbitkan surat offers of enrolment yaitu surat bahwa seorang calon telah diterima untuk mendaftar di perguruan tinggi di Australia. Surat semacam ini diperlukan untuk mendapatkan visa bagi mahasiswa internasional di Australia.
Selain itu Singh dan Sharma secara bersama memiliki perusahaan yang menyuplai supir pengantar barang kiriman untuk kantor pos.
Menurut Joan Doyle dari serikat buruh yang membawahi pekerja kantor pos, CEPU, pelaku yang ditangkap ini memiliki sekitar 100 pekerja, dan sebagian merupakan mahasiswa asal India yang bekerja penuh waktu padahal mahasiswa internasional hanya boleh bekerja 20 jam seminggu.
Mobil Ferrari disita dari rumah pelaku bernama Bobby Singh di Melbourne.
Di kalangan pegawai Australia Post, Singh dikenal sebagai 'super-contractor', dan diperkirakan memiliki sedikitnya 16 kontrak kerja untuk mengantar barang-barang pos di Melbourne.
Dari dokumen yang dilihat ABC terungkap bahwa dari 4 dari 16 kontrak itu, salah satu perusahaan Singh yaitu Oz Trade and Services, menerima pembayar 60 ribu dolar (Rp 600 juta) perbulan dari Australia Post.
Singh sebenarnya pernah diajukan ke badan pengawas keadilan kerja Fair Work Commission oleh CEPU karena Singh diketahui tidak membayarkan tunjangan pensiun bagi pekerjanya.
Menurut Joan Doyle, dengan tertangkapnya ketiga pelaku, sudah seharusnya Australia Post mengawasi penyuplainya secara lebih berhati-hati.
"Kami telah melaporkan dia ke Australia Post di tahun 2012 karena membayar pekerjanya di bawah UMR, namun tidak ditanggapi," katanya.
Menanggapi penangkapan ketiga pelaku, Australia Post menyatakan, selama ini telah bekerja sama dengan AFP.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Cukup Makan dan Tidur Aman, Pemuda Aborijin Lebih Memilih Dipenjarakan