BONTANG - Ari bin Sukran alias Bahri, tahanan kasus pengeroyokan dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor), yang kabur saat akan operasi pengangkatan proyektil peluru pada 19 Oktober lalu akhirnya diringkus. Tidak hanya diringkus, Bahri juga kembali ditembak polisi lantaran berniat melarikan diri di Jalan Poros Bontang-Samarinda, Kalimantan Timur, kemarin dini hari (19/12).
Dia ditangkap di Desa Bala, Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis dini hari (18/12) oleh tim gabungan Polres Polman dan Unit Opsnal Satreskrim Polres Bontang. Pengejaran terhadap Bahri itu memakan waktu dua bulan. Meski di punggungnya masih tertanam peluru, tersangka tergolong lincah dalam menghindari kejaran polisi.
Kasatreskrim AKP Ade Harri Sistriawan yang mewakili Kapolres AKBP Heri Sasangka menegaskan, tersangka terpaksa dihadiahi timah panas untuk kali kedua karena berniat kabur. Saat dalam perjalanan dari Samarinda menuju Bontang, Bahri minta izin untuk buang air kecil. Ternyata dia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melarikan diri lagi.
''Karena tersangka melawan dan hendak melarikan diri, anggota kami di lapangan mengambil tindakan tegas. Berkaca pada kasus sebelumnya, tersangka sempat kabur saat akan menjalani operasi pengambilan peluru di RSUD A.W. Sjahranie, Samarinda. Tersangka ditembak anggota di kaki kiri,'' jelasnya ketika ditemui di ruang UGD RSUD Taman Husada, Bontang, kemarin.
Bahri terlibat kasus penganiayaan terhadap Nur Esen di Jalan Gajah Mada, Bontang, pada 5 September lalu. Akibatnya, korban terluka di bagian pelipis dan kelingking karena sabetan senjata tajam (sajam).
Dalam kasus berikutnya, Bahri tersangkut kasus curanmor pada 7 September lalu dengan korban Abdul Hakim. Motor nopol KT 5832 DR milik korban dibawa lari.
Selain itu, tersangka merupakan seorang residivis. Dia sudah dua kali keluar masuk penjara dengan kasus serupa. Yakni, pengeroyokan dan curanmor. Tersangka sebelumnya ditahan di Mapolsek Bontang Selatan.
Bahri pun ditangkap di lokalisasi Prakla, Kelurahan Berbas Pantai, 14 Oktober lalu. Saat upaya penangkapan di salah satu wisma, dia kabur dengan melompat dari jendela setinggi empat meter dari dasar tanah, lalu menuju laut.
Tembakan peringatan dari polisi tidak digubris. Karena tidak ada pilihan lain, polisi membidik kaki tersangka. Namun, tiba-tiba kaki tersangka tenggelam di lumpur. Bukannya menembus kaki, peluru polisi malah bersarang di punggung tersangka. Dengan kondisi peluru bersarang di punggung, tersangka masih saja berusaha lari untuk menghindari tangkapan petugas.
Nah, di luar dugaan, saat para petugas dan perawat rumah sakit lengah, sekitar pukul 04.00 Wita Bahri berhasil melarikan diri dalam kondisi peluru tetap bersarang di tubuh. Padahal, kondisinya masih lemah dan dia akan dioperasi.
''Saat ini kasusnya sudah ditangani langsung oleh Satreskrim Polres Bontang. Anggota akan terus melakukan pengembangan terhadap kasus itu,'' tandasnya. (gun/JPNN/c14/diq)
BACA JUGA: Nyaru Jadi Dokter, Pasutri Tipu Dokter
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bobok Bareng Pacar di Kos, Mahasiswa Digerebek
Redaktur : Tim Redaksi