jpnn.com, KAIRO - Polisi Mesir menindak tegas dengan tembakan gas air mata kepada warga desa dekat Delta Nil karena menolak pemakaman dokter yang meninggal akibat terpapar virus corona atau COVID-19.
Dilansir media setempat dan tayangan di media sosial, Sabtu (11/4), Kementerian Dalam Negeri Mesir menyebutkan, 23 orang ditangkap dan jaksa penuntut umum menyatakan kantornya akan menyelidiki insiden tersebut.
BACA JUGA: Suami Positif Corona Meninggal, Istri dan Anak Masih Dirawat
Tayangan di media sosial menunjukkan puluhan orang mengadang ambulans menuju tempat pemakaman di desa tersebut lantaran khawatir jenazah dapat menularkan virus.
Mereka berhamburan ketika polisi menembakkan tabung gas air mata.
BACA JUGA: Pandemi Corona, Orang Kaya Mulai Tinggalkan Ibu Kota dengan Helikopter
Dar al-Ifta Mesir, otoritas pusat yang berwenang mengeluarkan fatwa mengatakan, siapa pun yang meninggal akibat virus corona harus ditangani sesuai ajaran agama dan jenazahnya dihormati.
"Jenazah pengidap virus corona harus dibersihkan secara hati-hati dan dibungkus dengan kantong tertutup agar tidak menyebarkan infeksi, " kata juru bicara Kementerian Kesehatan Khaled Megahed kepada lembaga penyiar Mesir milik Arab Saudi, MBC Masr.
BACA JUGA: Cinta Membuat Mbak Mariana Gelap Mata, Perbuatan Terlarang pun Dilakukan
Pada Sabtu Mesir mencatat 145 kasus baru COVID-19, menambah total menjadi 1.939 kasus termasuk 146 kematian.
Ikatan dokter Mesir menyebutkan hingga kini 43 dokter tertulari penyakit tersebut dan tiga dokter lainnya gugur dalam perang melawan corona. (antara/jpnn)
Aturan Baru Soal Transportasi:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti