Meski kelompok Abu ini terbilang baru, tapi mereka sudah menyiapkan rencana matang dengan target meledakkan tempat-tempat besar seperti Kedubes AS, Kedubes Australia, hingga kantor Freeport dengan bom high explosive. Lalu, siapa sebenarnya Abu Hanifa.
"Profil yang bersangkutan sedang kita gali karena ini 100 persen muka baru," tutur Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar saat jumpa pers di kantor Divisi Humas, Jakarta Selatan, Senin (29/10).
Polisi menduga Abu Hanifa dan sepuluh rekannya tetap terkait dengan jaringan teroris lama. Namun nama mereka memang selama ini belum terdaftar dalam pencarian polisi terkait kegiatan teror.
"Dari 11 ini akan ada lagi langkah penyelidikan lebih lanjut. Tidak akan putus. Siklusnya begitu. kita lihat ke depan, pasti ada pihak-pihak diduga kuat terkait dengan mereka atau pihak lain yang merencanakan. Jadi ini terus berproses," papar Boy.
Boy mengaku bersyukur rencana kelompok HASMI ini dapat digagalkan. Sebab jika rencana itu berhasil, dipastikan akan timbul banyak korban karena kelompok HASMI menggunakan bom high explosive.
"Bom high maupun low, berbahaya. Seperti bom Bali disimpulkan low tapi dahsyat sekali. Karena volumenya memang besar. Hampir satu kendaraan minibus. Prinsipnya ini berbahaya, bisa menimbulkan gangguan di tengah masyarakat," pungkas Boy.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ormas HASMI Klarifikasi ke Mabes Polri
Redaktur : Tim Redaksi