jpnn.com, JAYAPURA - Polisi tengah mengusut aliran dana yang digunakan untuk membeli bahan makanan bagi kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri menyebut penyelidikan dilakukan untuk mengetahui asal uang yang digunakan untuk membeli bahan makanan tersebut.
BACA JUGA: Penampakan Anggota KKB Anak Buah Egianus Kogoya
Namun, polisi belum dapat memastikan apakah ada pejabat yang terlibat penyokong dana karena masih dilakukan penyelidikan mendalam.
BACA JUGA: Cerita Dahlan Iskan soal Kereta Cepat, Kenapa Tiongkok Mau?
"Penegakan hukum akan dilakukan, termasuk kepada mereka yang membantu KKB," kata Irjen Mathius di Jayapura, Jumat (22/9).
Sebelumnya, tim gabungan Satgas Ops Damai Cartenz dan Satpolair Polres Asmat menangkap YT di Agats, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Kamis (21/9).
BACA JUGA: Detik-Detik Penemuan Mayat di Muaro Jambi, Gempar
YT ditangkap karena diduga sebagai penyuplai bahan makanan kepada KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Kepala Operasi Damai Cartenz 2023 Kombes Faizal Ramadhani menyebut YT merupakan penyuplai bahan makanan yang dananya berasal dari KKB pimpinan Egianus Kogoya.
"Benar, telah dilakukan penangkapan terhadap YT yang merupakan simpatisan KKB dan memiliki peran menyuplai bahan makanan kepada kelompok Egianus Kogoya," kata Faizal, Jumat.
Dari laporan yang dihimpun, YT diketahui bekerja sebagai pengemudi perahu motor di Kabupaten Asma.
Penangkapan YT dilakukan setelah tim Satgas Damai Cartenz memperoleh informasi, lalu membuntutinya saat menuju Bank Papua untuk mengambil kiriman uang dari Egianus Kogoya.
Sebelum ditangkap petugas, YT telah melakukan penarikan uang sebesar Rp 100 juta di Bank Papua Asmat.
Konon uang itu digunakan YT untuk membeli berbagai bahan makanan sesuai permintaan Egianus Kogoya.
Sementara itu, pada Selasa (19/9), anggota Satgas Damai Cartenz juga menangkap terduga anggota KKB pimpinan Egianus Kogoya di Nabire, yaitu T alias LD (27).
Dia diduga terlibat sejumlah aksi penembakan di sekitar Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam