Polisikan Tetangga, Janda Diancam Tentara

Selasa, 19 Februari 2013 – 11:17 WIB
BALIKPAPAN - Perjuangan Umi Kalsum (39) dalam mencari keadilan atas kasus penganiayaan yang dilakukan suami istri, Sulaiman (40) dan Fitria (35) sungguh berat. Janda anak 3  warga Jl Marsma Iswahyudi RT 52 Gunung Bakaran Kelurahan Gunung Bahagia Balikpapan Selatan ini mendapat intimidasi dari seorang pria yang mengaku tentara. Oknum tentara tersebut memaksa Umi Kalsum untuk mencabut laporan di Polres Balikpapan. Padahal, Umi Kalsum sendiri mengalami luka bekas pukulan dan cakaran di wajahnya akibat ulah Sulaiman dan Fitria yang terhitung tetangganya sendiri.

Oknum tentara, Minggu (17/2) pukul 21.00 Wita, datang ke rumah Umi Kalsum dengan gaya arogan, masuk rumah, mengenakan seragam tentara tanpa melepas sepatu dan mengancam, mendesak Umi Kalsum mencabut laporannya. Tidak hanya itu, oknum tentara tersebut mengatakan mempertaruhkan baju seragam militernya demi membebaskan pelaku, Sulaiman dan Fitria. Bahkan, si tentara membawa nama komandannya, yakni mengaku atas perintah komandannya.
 
Karena ketakutan, Umi Kalsum melapor ke Ketua Koalisi Perempuan Balikpapan (KPB) Hj Azimah Imdaad Hamid, selanjutnya melapor lagi ke Komisi IV DPRD Balikpapan, Senin (18/2).

“Saya ke sini untuk meminta bantuan atas ancaman yang saya terima tadi malam. Saya janda, suami saya meninggal dan saya tidak punya uang”, tandas Umi Kalsum meneteskan air mata sambil memeluk anak ketiga perempuan umur 4 tahun.

Umi Kalsum diterima oleh Ketua Komisi IV Bidang Kesejahteraan Rakyat Ida Prahastuti  beserta anggota lainnya, namun pertemuan tertutup, wartawan tidak diperkenankan untuk meliput pertemuan  tersebut.

Usai diterima komisi IV Umi Kalsum melanjutkan ceritanya. “Saya disuruh mencabut laporan. Dia bilang, kalau tidak ibu menyesal, karena dengan baju saya ini mereka bisa keluar, karena ini perintah dari komandan saya,” ujar Umi Kalsum, kali ini sambil  menangis, lantas pergi meninggalkan DPRD Balikpapan.

Atas ulah oknum tentara tersebut, Ketua KPB Hj Azimah Imdaad Hamid sangat menyayangkan tindakan aparat tersebut. Sebab, bukan zamannya lagi tentara menakut-nakuti masyarakat. Apalagi dalam proses hukum di kepolisian, siapapun termasuk tentara tidak boleh intervensi.
 
“Kasihan sekali Ibu Umi Kalsum. Dalam posisi sebagai korban, mendapat intimidasi dari oknum tentara. Anehnya lagi, dia mengatasnamakan komandannya. Saya minta agar polisi tegas memproses kasus ini, pelaku harus ditahan untuk menjalani proses hukum. KPB akan mendampingi Ibu Umi Kalsum,” ujar Azimah kepada Balikpapan Pos, siang kemarin.
  
Ditambahkan lagi oleh Azimah, kondisi Umi Kalsum saat ini tertekan karena intimidasi oknum tentara tersebut. Karena itulah, demi keamanan, Umi Kalsum akan ditampung di Rumah Aman milik KPB. “Dia sudah saya arahkan untuk tinggal di Rumah Aman KPB,” pungkasnya. Sementara itu, informasi dari kepolisian, Sulaiman dan istrinya, Fitria sudah ditahan di Polres Balikpapan. Kasus penganiayaan tersebut sedang disidik di bagian Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA).
 
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Umi Kalsum dikeroyok pasangan suami istri (pasutri) Sulaiman (40) dan Fitria (35). Janda tiga anak tersebut mengatakan, dipukuli dan dicakar  oleh Fitria dalam kondisi dipegangi oleh Sulaiman, Sabtu (16/2) siang sekitar pukul 13.30 Wita. Awalnya Sulaiman dan Fitriana tidak takut dilaporkan ke polisi, bahkan akan melaporkan balik Umi Kalsum.

Umi Kalsum sendiri melapor sambil menggendong anaknya dan ditemani tetangganya, Yanti (35) dalam kondisi wajah banyak bekas cakaran dan berdarah.
 
Penganiayaan tersebut gara-gara sepele, masalah jemuran. Bermula ketika Sulaiman dan istrinya, Fitria melihat jemurannya berhamburan di tanah dan melihat anak Umi Kalsum bermain dekat jemuran tersebut. Lantas pasutri tersebut  menuduh anak Umi Kalsum yang menjatuhkan jemuran.  Hal inilah memicu sepasang suami istri ini naik pitam menganiyaya Umi Kalsum hingga mengalami luka di bagian wajah dan mulut. Sulaiman memegangi tubuh Umi Kalsum hingga tak bisa melawan, saat itu juga Fitria memukul dan mencakar wajah korban.

“Dia langsung marah-marah mas dan mengeluarkan kata-kata kasar kepada anak saya. Saya pun meminta maaf kalau betul perbuatan anak saya, tetapi mereka tidak mau terima permintaan maaf saya. Saat itu pula Sulaiman memegang saya dan istrinya langsung memukul dan mencakar muka saya,” ungkap Umi Kalsum di ruangan KSPK Polres Balikpapan. (ono/bp-15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Calo CPNS, Anggota Fraksi PDIP Dipolisikan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler