Menurut Akbar, mekanisme penyerahan kasus Bank Century ke penegak hukum memiliki kelemahan. Sebab, lembaga seperti Polri dan Kejaksaan Agung berada di bawah presiden. Sulit membayangkan lembaga di bawah presiden bisa menuntaskan kasus Bank Century sebagaimana fakta yang terlihat dalam panitia angket. ’’Harapan kita cuma KPK,’’ ujarnya.
Jika harus memilih antara HMP atau KPK, Akbar menegaskan bahwa sejak awal Hanura adalah fraksi yang konsisten mengajukan HMP. Justru DPR selama ini yang dinilainya tidak konsisten. Padahal, mekanisme HMP juga tidak bermaksud menghakimi langsung posisi Boediono. ’’Kalau tidak bersalah, harkat dan martabatnya dipulihkan. Sebaliknya, jika terbukti, Pak Boediono harus kehilangan jabatan,’’ tegasnya.
Direktur Eksekutif Pol Tracking Institute Hanta Yuda menilai, peluang dilakukannya HMP sulit terwujud. Setidaknya dibutuhkan dua per tiga atau sekitar 373 anggota dewan dari berbagai fraksi yang hadir dalam paripurna HMP. Dari jumlah yang hadir, masih dibutuhkan dua per tiga untuk menyatakan setuju.
’’Kalau Fraksi Partai Demokrat, Fraksi PAN, dan Fraksi PKB yang selama ini sejalan dengan pemerintah tidak hadir, itu sudah melebihi sepertiga kekuatan HMP,’’ kata Hanta.
Menurut dia, sumber kekuatan untuk menggalang HMP saat ini baru terlihat nyata pada Fraksi Partai Hanura. ’’Jadi, mustahil HMP. Saya berani memastikan,’’ ujar peneliti senior Indonesia Institute itu.
Praktisi hukum Alex Lay juga pesimistis dengan terealisasinya HMP. Justru penegakan hukum oleh KPK bisa menjadi jalan penuntasan kasus Bank Century. Penetapan Budi Mulya dan Siti Fajrijah sebagai tersangka menjadi pintu masuk.
Setidaknya ada 62 orang yang selama ini terkait kasus Bank Century. Tentu mereka memiliki motif yang berbeda. Ada pihak yang setuju penyelamatan Century demi penyelamatan ekonomi, ada pihak yang ingin mendapat uang dari situ, dan ada juga yang sepakat menyelamatkan Century karena bank temannya. ’’Proses ini yang kita tunggu,’’ ujarnya. (sof/dyn/bay/c4/ca)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembangunan Jangan Gusur Cagar Budaya
Redaktur : Tim Redaksi