Politikus NasDem Mengingatkan Kepala BPIP Yudian Wahyudi Berhati-Hati Memilih Kata

Kamis, 13 Februari 2020 – 17:55 WIB
Kepala BPIP Profesor Yudian Wahyudi saat dilantik Presiden Joko Widodo. Foto : Instagram Cerita Pancasila

jpnn.com, JAKARTA - Politikus NasDem Taufiqulhadi mengaku tidak mempermasalahkan ucapan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi yang menyebut agama adalah musuh terbesar Pancasila.

"Saya menganggap pernyataan itu, saya tidak menganggap salah," kata Taufiqulhadi ditemui di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (13/2).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: 200 Anak Anggota ISIS Dipulangkan, Gaji PPPK Kapan Cair?

Namun, kata dia, Yudian perlu menyampaikan pendapatnya itu dengan bahasa yang bisa diterima masyarakat. Setidaknya, pernyataan Yudian tidak ditafsirkan secara berbeda oleh publik.

"Jadi, saya mengingatkan, berhati-hati ketika menyampaikan pendapat," ungkap dia.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Drama Kursi Melayang di Kongres PAN, Aturan Dana BOS Rawan

Menurut dia, Yudian perlu memerhatikan fakta sosiologis sebelum menyampaikan pendapat. Sebab, kata dia, tidak semua masyarakat Indonesia bisa mencerna dengan baik pernyataan Yudian.

"Memahami fakta sosialogis membuat kita menjadi wise. Tidak semua masyarakat memahami bahasa tersebut. Saya tidak mengatakan ucapan itu semuanya salah, tetapi mungkin caranya yang harus diperbaiki," timpal dia.

BACA JUGA: Sebut Agama Jadi Musuh Terbesar Pancasila, Kepala BPIP Diserbu Kecaman di Twitter

Sebelumnya, Yudian dalam sebuah wawancara dengan media online menyebut, Pancasila sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang telah diterima oleh mayoritas masyarakat, seperti tercermin dari dukungan dua ormas Islam terbesar, NU dan Muhammadiyah sejak era 1980-an.

Tetapi memasuki era reformasi asas-asas organisasi termasuk partai politik boleh memilih selain Pancasila, seperti Islam. Hal ini sebagai ekspresi pembalasan terhadap Orde Baru yang dianggap semena-mena.

"Dari situlah sebenarnya Pancasila sudah dibunuh secara administratif," katanya.

Belakangan juga ada kelompok yang mereduksi agama sesuai kepentingannya sendiri yang tidak selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

Mereka antara lain membuat Ijtima Ulama untuk menentukan calon wakil presiden. Ketika manuvernya kemudian tak seperti yang diharapkan, bahkan cenderung dinafikan oleh politikus yang disokongnya mereka pun kecewa.

"Si Minoritas ini ingin melawan Pancasila dan mengklaim dirinya sebagai mayoritas. Ini yang berbahaya. Jadi kalau kita jujur, musuh terbesar Pancasila itu ya agama, bukan kesukuan,” papar Yudian yang masih merangkap sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. (mg10/jpnn)
 


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler