jpnn.com - JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu kembali mengungkap adanya oknum-oknum di lingkaran Presiden Joko Widodo yang berupaya menjauhkan presiden bersapaaan akrab Jokowi itu dari partai, relawan maupun kelompok pendukungnya. Sebab, ada upaya menghambat komunikasi Jokowi dengan PDIP dan mitra koalisi pendukung pemerintah sejak sebelum Kabinet Kerja terbentuk.
Menurut Masinton, ada dua orang yang membentengi komunikasi antara partai pendukung, relawan dan kelompok-kelompok pendukung dengan Jokowi. "Siapa yang membentengi? Ada namanya AW, ada yang namanya RS itu," kata Masinton usai menghadiri sebuah diskusi di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/2). Du ainisial itu merujuk pada nama Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
BACA JUGA: Jokowi itu Kader Utama dan Terhormat di PDIP
Anggota DPR RI itu menambahkan, sekarang ini AW dan RS sudah masuk dalam Kabinet Kerja. Dengan masuknya keduanya di kabinet, maka semakin kuatlah dua orang yang sebelumnya duduk di Tim Transisi itu dalam membentengi atau menghalangi komunikasi Jokowi dan pendukungnya.
"Nah sekarang mereka anggota kabinet, cengkramannya makin kuat lagi untuk menjauhkan itu," katanya. "Jadi, sejak dari rumah transisi sampai sekarang," katanya.
BACA JUGA: Jokowi Butuh ini Agar Terlepas dari Tekanan Megawati
Buktinya, kata Masinton, ada upaya mendistorsi informasi ke Jokowi. Artinya, aspirasi yang seharusnya disampaikan kepada presiden tidak disampaikan.
Karenanya, Masinton menyebut orang-orang model AW dan RS merupakan pengkhianat atau dengan istilah lain Brutus. "Brutus itu loyal di depan tapi yang menikam, yang membunuh paling awal (juga) mereka," kata dia.
BACA JUGA: Soal Polemik Kapolri, Projo Minta Jokowi Ikuti Kemauan Rakyat
Bahkan, Masinton menyebut orang-orang seperti ini merupakan kanker di dalam kabinet Jokowi. Karenanya, ia menilai baik AW maupun RS tidak layak lagi di dalam kabinet. "Walaupun saya tidak mencampuri hak dari presiden," tegasnya.(chi/boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sarankan KPK Bawa TNI untuk Jemput Paksa BG dan Saksi
Redaktur : Tim Redaksi