jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah manuver Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang dinilai politis belakangan dicurigai bagian dari skenario yang sengaja diciptakan oleh Presiden Joko Widodo dengan Gatot.
Kecurigaan ini disampaikan politikus PKS M Nasir Djamil dalam diskusi bertajuk "Politik bukan Panglima" di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (7/10).
Nasir kembali teringat pada pernyataan Jokowi -sapaan presiden- dalam rapat kabinet yang menegaskan posisinya sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Darat, Laut dan Udara.
BACA JUGA: Kalau Pengin Berpolitik, Panglima TNI Diminta Lepas Jabatan
"Itu kan dalam persepsi saya, Presiden itu mau bilang pada rakyat Indonesia bahwa Panglima Gatot itu anak buah saya, itu anak didik saya, itu murid saya. Kira-kira begitu. Jadi dia (Gatot) mengatakan ini mengatakan itu, dia sudah minta restu dari saya, kira-kira begitu," kata Nasir.
Karena itu, Anggota Komisi III DPR ini curiga jangan-jangan Jokowi-lah yang mengarahkan Panglima TNI untuk melakukan manuver-manuver yang dianggap sebagian kalanngan sebagai aksi politik.
BACA JUGA: Rini Nekat Naik Panggung Demi Menyalami Jokowi
"Kita kan tidak tahu di balik semuanya. Bisa saja ada komunikasi pribadi antara Panglima dengan Presiden. Ya sudah gak apa, rapopo yang penting baik-baik saja, kan begitu. Apalagi kita tahu bahwa 2019 sudah mau dekat, Presiden kan perlu juga mencari figur pendampingnya ini," tutur politikus asal Aceh.
Karena itu, lanjutnya, belum diketahui siapa yang layak untuk dijadikan Jokowi sebagai pendamping di Pilpres 2019. Apalagi Wakil Presiden Jusuf Kalla telah menyatakan tidak akan maju lagi di pemilu mendatang.
BACA JUGA: Fadli Bandingkan Elektabilitas Jokowi dengan Putin & Duterte
"Jadi Presiden barangkali perlu untuk melihat kedalaman GN (Gatot Nurmantyo-red) ini, sejauh mana dalamnya dia," tukas Nasir.
Terlebih lagi ada persepsi masyarakat bahwa Jokowi tidak dekat dengan umat Islam. Itu bisa dilihat dari Perppu Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang terkesan ingin memukul umat Muslim.
"Jadi dia perlu mencari figur. Bisa saja barangkali Jenderal GN diminta Jokowi mendekati umat Islam, dengan pakaian seperti ini, peci seperti ini dan sebagainya," kata Nasir yang menilai Jenderal Gatot tidak mungkin bermanuver begitu saja sebagai anak buah Presiden.
Sebab, tambahnya, ada kesan tindakan Panglima TNI dibiarkan saja oleh Jokowi untuk melihat bagaimana peta politik jelang 2019. Lagipula, manuver lulusan Akademi Militer 1982 itu menurutnya tidak mengorbankan institusi TNI.
"Kalau misalnya ada yang dikorbankan pasti kemudian menhan, menko, Presiden akan berikan sanksi pada Panglima," tandasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Pendamping Jokowi, Hanura Masih Santai
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam