jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan Ecky Awal Mucharam merisaukan kinerja efisiensi dan efektifitas pergerakan logistik Indonesia yang merosot. Hasil Indeks Logistik Global atau Logistics Performance Index (LPI) 2016 yang dirilis Bank Dunia menunjukkan Indonesia menempati peringkat ke-63 dari 160 negara yang dipantau, dengan skor 2,98.
"Sangat menyedihkan, dua tahun terakhir Indeks Logistik Global kita merosot 10 peringkat. Padahal alokasi anggaran untuk infrastruktur sudah kita dukung untuk ditingkatkan dengan sangat besar. Pemerintah harus bekerja lebih baik dalam pelaksanaan proses pembangunan infrastruktur dan perbaikan masalah logistik tersebut. Karena ini akan berkaitan dengan harga-harga barang untuk rakyat,” papar Ecky dalam rilisnya, menanggapi merosotnya Indeks Logistik Global tersebut.
BACA JUGA: Ekspor Nikel, Tanah Jarang, dan Bauksit Tetap Dilarang
Sebagaimana diketahui, LPI merupakan indeks yang penting untuk mengukur dan menentukan kinerja efisiensi dan efektifitas pergerakan logistik yang memiliki hubungan dengan pelayanan pengiriman logistik (supply chain) dan ekspor suatu negara.
Indeks ini dibangun berdasarkan hasil survei yang dilakukan kepada 1,051 orang professional dalam industri logistik negara-negara di wilayah operasinya. Baik capaian skor maupun peringkat, LPI Indonesia menurun drastis jika dibandingkan dengan tahun 2014 saat skor Indonesia mencapai 3,08 dan berada di peringkat ke-53.
BACA JUGA: Astra Kembangkan Township Senilai Rp 3,4 Triliun
Sementara itu, di Asean, untuk tahun 2016 Indonesia berada di posisi ke-4 setelah Singapura, Malaysia, dan Thailand tetapi dengan jarak skor yang cukup jauh.
“Artinya selama dua tahun ini tingkat efisiensi dan efektifitas logistik terutama pergerakan barang di Indonesia pada Pemerintahan Pak Jokowi-JK mengalami penurunan. Mestinya pemerintahan sekarang mengambil langkah serius terkait hal ini. Pemerintah telah berbicara besar terkait masalah logistik ini dan menjadikannya prioritas. Tetapi faktanya kinerjanya memburuk,” tegas Anggota Komisi XI DPR RI ini
BACA JUGA: Properti Diprediksi Diguyur Rp 70 Triliun Hasil Tax Amnesty
Laporan Bank Dunia tersebut memberikan enam ukuran dan parameter penilaian komponen LPI, yang terdiri dari efisiensi pengurusan bea dan cukai, kualitas infrastruktur perdagangan dan transportasi, kemudahan mengatur pengiriman barang internasional dengan harga kompetitif, kompetensi dan kualitas pelayanan logistik, kemampuan pelacakan dan penelusuran barang, dan ketepatan waktu pengiriman barang atau jasa.
“Kalau kita dekomposisi, telah terjadi penurunan di empat komponen LPI Indonesia yaitu pelayanan di bea dan cukai, infrastruktur, logistik, dan ketepatan waktu. Nilai pelayanan bea dan cukai sebesar 2,69 yang sebelumnya adalah sebesar 2,87," katanya.
"Hal ini mengakibatkan penurunan peringkat Indonesia yang sebelumnya berada di posisi 55 menjadi turun di posisi 69. Untuk komponen infrastruktur pada tahun 2014 mendapatkan nilai 2,92 dan turun sebesar 0,27 poin menjadi 2,65, maka berakibat posisi ranking turun 17 peringkat yang sebelumnya berada di posisi 56 menjadi 63. Padahal alokasi anggaran untuk infrastruktur sudah kita dukung dengan sangat besar. Tercatat bahwa alokasi Anggaran infrakstruktur di APBN pada tahun 2014 sebesar Rp 206,7 triliun dan pada tahun 2016 mencapai Rp290,3 triliun.”(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsorsium Pertamina Dikabarkan Menang Tender PLTGU Jawa 1
Redaktur : Tim Redaksi