jpnn.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini, Senin (12/7/2021) menerbitkan katalog: 5203031 tentang Luas Panen dan Produksi Padi di Indonesia tahun 2020.
Hal itu berdasarkan hasil pengamatan di lapangan survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang dilakukan pada tujuh hari terakhir setiap bulannya.
BACA JUGA: Wamentan dan Zukri Misran Bicarakan Pengembangan Food Estate di Pelalawan
Berdasarkan hasil survei KSA pada tahun 2020, Luas Panen Padi diperkirakan sebesar 10,66 juta hektare atau mengalami penurunan sebanyak 20,61 ribu hektare (0,19 persen) dibandingkan tahun 2019.
Sementara itu, produksi padi pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 54,65 juta ton GKG. Jika dikonversikan menjadi beras, produksi beras pada tahun 2020 mencapai sekitar 31,33 juta ton, atau meningkat sebesar 21,46 ribu ton (0,07 persen) dibandingkan dengan produksi beras tahun 2019.
BACA JUGA: Slamet PKS Memberikan Apresiasi Luar Biasa Kepada Mentan Syahrul Yasin Limpo
Anggota DPR RI Fraksi PKS drh. Slamet juga mempertanyakan janji program Food Estate yang bisa panen di akhir tahun 2020.
"Ada food estate kenapa luas panen padi bukan bertambah kok malah berkurang? Sedangkan anggaran Kementan ditambah Rp1,45 triliun di tahun 2020 khusus untuk food estate seluas 30.160 hektare di Kalimantan Tengah yang setidaknya bisa menambah panen sebesar 154 ribu ton GKG," ungkapnya.
Meskipun ada program food estate, kata Slamet, seharusnya luas lahan padi yang sudah ada bisa dipertahankan keberadaannya dengan menciptakan kebijakan yang kondusif dan mencegah terjadinya alih fungsi lahan.
"Jangan menciptakan kesemrawutan dalam mengimplementasi kebijakan," imbuhnya.
Menurut dia, Pemerintah sebaiknya mengevaluasi efektivitas program Food Estate dan segera melakukan pembenahan agar kedaulatan pangan Indonesia memiliki pijakan perencanaan yang efektif untuk dikembangkan ke depan.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi