jpnn.com, JAKARTA - Anggota Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Justin Adrian mengkritisi pemerintah provinsi DKI terkait pemasangan kamera dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk mengurangi kemacetan.
Menurutnya, pemerintah provinsi DKI seharusnya bisa lebih fokus mengendalikan jumlah kendaraan dibanding pemasangan kamera AI di lampu lalu lintas persimpangan jalan.
BACA JUGA: Yakin Bisa Tekan Kemacetan, Dishub DKI Jakarta Pasang Kamera AI di 20 Titik
Hal tersebut diutarakan Justin lantaran menurutnya penggunaan kamera AI sejauh ini belum terasa dalam mengurangi kemacetan.
"Saya kira tidak ada yang signifikan, mungkin harus ada studi lagi dan belum berpengaruh apa pun," ucap Justin saat dihubungi, Senin (3/7).
BACA JUGA: Mengantisipasi Kemacetan Saat Iduladha, Polres Cianjur Bakal Rekayasa Lalu Lintas
Menurut dia, Pemprov DKI bisa berfokus mengendalikan jumlah kendaraan bermotor yang dia sebut saat ini mencapai 26 juta di Jakarta.
Pengandalian bisa dilakukan dengan cara memberlakukan regulasi khusus untuk menekan angka kendaraan.
BACA JUGA: 3 Mahasiswa UI Merancang Aplikasi TODerse untuk Mengatasi Kemacetan
"Lalu ada masalah masyarakat yang tidak punya garasi enggak bisa punya mobil ini penerapannya seperti apa dari Pemprov DKI," kata dia.
Kemudian, Heru Budi juga didesak meningkatkan kualitas pelayanan transportasi umum.
Anggota Fraksi PSI ini menyebutkan bahwa banyak masyarakat yang mengeluh kondisi transportasi umum lantaran tidak memberikan rasa aman dan nyaman.
"Di sisi lain sarana transportasi umum sendiri sudah membludak, tidak nyaman, dan mungkin tidak ramah untuk wanita dan anak anak," tuturnya.
Sebelumnya, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memasang kamera dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) di 20 titik.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pemasangan kamera AI ini salah satunya untuk menekan kemacetan.
“Ada 20 simpang yang sudah menerapakan prinsip AI dengan intelegent transport sistem di traffic light,” ucap Syafrin, pada Minggu (2/7). (mcr4/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi